PR CIREBON- Menteri luar negeri (Menlu) Prancis Jean-Yves Le Drian menyebut pendudukan Israel atas wilayah Palestina sebagai "apartheid".
Peringatan Menlu Le Drian itu menjadi salah satu pejabat senior Prancis pertama yang menggunakan istilah "apartheid" terkait pendudukan Israel atas Palestina.
Menteri Luar Negeri Le Drian memperingatkan risiko "apartheid jangka panjang" di Israel jika Palestina gagal mendapatkan negara sendiri.
Baca Juga: Tetap Eksis Meski Sedang Sakit, Hotman Paris: Cincin Berlian Diganti Kabel Infus
Dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Daily Sabah, politisi veteran itu membuat pernyataan dalam sebuah wawancara dengan radio RTL dan surat kabar Le Figaro sehubungan dengan serangan baru-baru ini oleh Israel terhadap Gaza, yang menewaskan sedikitnya 279 warga Palestina, termasuk 69 anak-anak.
"Ini pertama kalinya dan ini dengan jelas menunjukkan bahwa jika di masa depan kita memiliki solusi selain solusi dua negara, kita akan memiliki bahan-bahan apartheid yang tahan lama," kata Le Drian, menggunakan kata penindasan supremasi kulit putih. Orang kulit hitam di Afrika Selatan dari tahun 1948 hingga 1991.
Le Drian mengatakan "risiko apartheid tinggi" jika Israel terus bertindak "menurut logika satu negara" tetapi juga jika mempertahankan status quo.
Baca Juga: Nathalie Holscher Ngidam Mobil Mewah? Begini Reaksi Sule
"Bahkan status quo menghasilkan itu," katanya.