Semakin Panas, Korea Utara Sebut Pernyataan Joe Biden Seperti Menabuh Genderang Perang

- 2 Mei 2021, 16:45 WIB
Ilustrasi - Korea Utara sebut pernyataan Joe Biden seperti menabuh genderang perang.*
Ilustrasi - Korea Utara sebut pernyataan Joe Biden seperti menabuh genderang perang.* /Pixabay.com/

PR CIREBON – Hubungan antara Korea Utara dengan Amerika Serikat (AS) semakin hari semakin memanas.

Korea Utara mengatakan bahwa pernyataan Joe Biden soal Korea Utara, seperti sedang menabuh genderang perang.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri menuduh AS menghina martabat pemimpin tertinggi negara itu dengan mengkritik situasi hak asasi manusia Korea Utara.

Baca Juga: Asik Jalan-jalan ke Kilometer Nol, Sandiaga Uno: Saya Melihat Potensi Wisata yang Luar Biasa di Aceh

Korea Utara mengecam Amerika Serikat dan sekutunya di Korea Selatan pada hari Minggu dalam serangkaian pernyataan yang mengatakan komentar baru-baru ini dari Washington adalah bukti kebijakan permusuhan yang membutuhkan tanggapan yang sesuai dari Pyongyang.

Pernyataan tersebut, yang dimuat di Kantor berita negara KCNA, muncul setelah Gedung Putih mengatakan para pejabat AS telah menyelesaikan tinjauan selama berbulan-bulan terhadap kebijakan Korea Utara.

Dalam satu pernyataan, juru bicara Kementerian Luar Negeri menuduh Washington menghina martabat pemimpin tertinggi negara itu dengan mengkritik situasi hak asasi manusia Korea Utara.

Baca Juga: Minta Infromasi ke Puspen TNI, Marzuki Alie Berniat Adopsi Anak Awak KRI Nanggala 402

Kritik hak asasi manusia adalah provokasi yang menunjukkan Amerika Serikat "bersiap untuk pertarungan habis-habisan" dengan Korea Utara, dan akan dijawab sesuai, kata juru bicara Korut, dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari DNA India.

Dalam pernyataan terpisah, Kwon Jong Gun, direktur jenderal Departemen Urusan AS Kementerian Luar Negeri, mengutip pidato kebijakan pertama Biden kepada Kongres, di mana presiden baru mengatakan program nuklir di Korea Utara dan Iran menimbulkan ancaman yang akan terjadi.

Kwon mengatakan itu tidak masuk akal dan merupakan pelanggaran hak Korea Utara untuk membela diri bagi Amerika Serikat untuk menyebut pencegahan defensifnya sebagai ancaman.

Baca Juga: Doa Hari ke-20 Ramadhan: Mohon Kemampuan Membaca Al-Quran Menggapai Malam Lailatul Qadar

"Pernyataannya jelas mencerminkan niatnya untuk tetap menegakkan kebijakan permusuhan terhadap DPRK seperti yang telah dilakukan oleh AS selama lebih dari setengah abad," katanya, menggunakan inisial nama resmi Korea Utara.

Kwon mengatakan pembicaraan diplomasi AS ditujukan untuk menutupi tindakan permusuhannya, dan pencegahannya hanyalah sarana untuk menimbulkan ancaman nuklir ke Korea Utara.

Sekarang kebijakan Biden telah menjadi jelas, Korea Utara "akan dipaksa untuk menekan langkah-langkah yang sesuai, dan seiring waktu AS akan menemukan dirinya dalam situasi yang sangat gawat," pungkasnya.

Baca Juga: Member Boy Group ASTRO Cha Eun Woo Ungkapkan Beberapa Tips untuk Menghilangkan Stress saat Jadwal Padat

Pembicaraan yang bertujuan untuk membujuk Pyongyang agar menyerahkan program senjata nuklirnya telah terhenti sejak serangkaian pertemuan puncak antara pendahulu Biden, dari Partai Republik Donald Trump, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un gagal menghasilkan kesepakatan.

Kebijakan Biden berupaya untuk mencapai jalan tengah antara upaya Trump, serta upaya dari Demokrat Barack Obama, yang menolak keterlibatan diplomatik yang serius dengan Korea Utara tanpa adanya langkah apa pun oleh Pyongyang untuk mengurangi ketegangan.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: DNA India


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x