Benarkah Es yang Mencair di Kutub Utara Akibat Migrasi Tahunan Paus Kepala Busur? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

- 21 April 2021, 13:40 WIB
Peneliti jelaskan alasan es di Kutub Utara mencair.*
Peneliti jelaskan alasan es di Kutub Utara mencair.* /Pixabay/Free-Photos

PR CIREBON - Menurut ahli, mencairnya es dengan cepat di Kutub Utara, akibat dari migrasi tahunan paus kepala busur.

Paus kepala busur merupakan salah satu dari sedikit spesies yang hidup secara eksklusif di perairan Arktik.

Sementara itu, migrasi tersebut juga disebabkan karena ekosistem laut yang dibiarkan panas, bising, berpolusi akibat industri pertambangan dan perkapalan.

Baca Juga: Menyambut Hari Kartini, Puan Maharani Ungkap Pentingnya Perempuan Indonesia Tingkatkan Budaya Literasi

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Guardian, para peneliti telah menemukan spesies paus yang biasanya bermigrasi menjauh dari es laut padat setiap musim gugur.

Kemudian, mereka kembali setiap musim panas untuk makan krustasea kecil tidak melakukan perjalanan pulang-pergi sejauh 6.000 km (3.700 mil) pada 2018-2019.

Setidaknya, terdapat empat kelompok berbeda paus ini berenang di sepanjang Kutub Utara.

Baca Juga: Dengarkan dan Sampaikan Keluhan Petani di Indramayu, Jokowi: Ini Masukan yang Baik

Salah satunya, ikan paus terbesar bermigrasi setiap tahun dari Laut Bering utara, melalui Laut Chukchi ke Laut Beaufort pada musim semi.

Mereka menghabiskan sebagian besar musim panas sebelum kembali lagi. Selanjutnya akan pergi ke Laut Bering di musim gugur pada musim dingin.

Penulis utama Dr Stephen Insley dari Wildlife Conservation Society Kanada, mengatakan bahwa tidak jelas apakah perubahan ini merupakan penyimpangan atau awal dari cara hidup baru.

Baca Juga: Taemin SHINee Ungkap Tanggal Resmi Dirinya Wamil, Shawol: Bagaimana Ini Bisa Terjadi?

Para peneliti, telah menyarankan sejumlah besar faktor potensial yang dapat menjelaskan apa yang terjadi.

Stephen menjelaskan saat suhu air naik, perkembangbiakan predator seperti paus pembunuh (orca) dapat memengaruhi paus kepala busur untuk tetap bertahan selama musim dingin.

Salah satu faktor potensial adalah karena lemak kepala busur dapat mencapai ketebalan setengah meter, kehangatan ekstra dapat membuat paus berisiko kepanasan.

Baca Juga: Dikabarkan Angkat Kaki dari Old Trafford, Paul Pogba Sampaikan Tuntutannya Kepada Manchester United

Kemudian, Stephen menambahkan bahwa terdapat banyak makanan seperti plankton yang didorong oleh suhu yang lebih tinggi, sehingga paus mungkin memilih untuk menghemat energi.

Jadi, apabila benar-benar ada es padat selama musim dingin, kepala busur akan dipaksa untuk bermigrasi.

Ia menjelaskan, bahwa mereka memiliki tengkorak besar dan tebal yang membantu mereka mendorong melalui es setebal satu meter sehingga mereka bahkan dapat memecahkan es yang berat.

Baca Juga: Ikut Berkomentar Masalah Sule dan Nathalie Holscher, Mbah Mijan: Saya Tak Meragukan Kasih Sayang Mereka

Tetapi, paus kepala busur harus cukup terbuka untuk melewati celah agar dapat bernapas.

Kepala Konservasi Paus dan Lumba-Lumba Erich Hoyt, mengatakan bahwa penelitian tersebut tidak sepenuhnya mengejutkan.

"Perubahan dalam distribusi paus ini seringkali terkait dengan makanan dan orca, juga bisa menjadi masalah. Meskipun paus kepala busur tidak akan tahu untuk menghindari daerah lain kecuali mereka pergi ke sana dan kembali," katanya.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x