“Kita telah membuat kemajuan besar. Tapi kemajuan itu rapuh. Kita perlu mempercepat pasokan dan distribusi vaksin Covid-19, dan kita tidak dapat melakukannya jika beberapa negara terus mendekati produsen yang memproduksi vaksin yang diandalkan COVAX.
“Tindakan ini merusak COVAX dan mencabut pekerja kesehatan dan orang-orang yang rentan di seluruh dunia dari vaksin yang menyelamatkan jiwa,” sambungnya.
Tedros juga meminta negara-negara untuk mengesampingkan aturan kekayaan intelektual, untuk memungkinkan negara lain membuat vaksin lebih cepat.
Gagasan untuk sementara waktu melepaskan hak kekayaan intelektual atas alat untuk melawan Covid-19 akan dibahas lagi.
Pembahasan masalah itu direncanakan pada pertemuan negara-negara anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Sebelumnya, gagasan itu mendapat tantangan dari negara-negara kaya dengan industri farmasi besar.
Kepala WTO, Ngozi Okonjo-Iweala dari Nigeria mengatakan bahwa prioritas utamanya adalah memastikan badan perdagangan berbuat lebih banyak untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Ia juga menyebut bahwa disparitas dalam tingkat vaksin antara kaya dan miskin adalah tidak masuk akal.