PR CIREBON - Militer Myanmar dilaporkan telah merebut kekuasaan, dalam kudeta melawan pemerintah pemenang Nobel, Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis.
Aung San Suu Kyi dilaporkan ditahan bersama dengan para pemimpin lain dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dalam penggerebekan Senin, 1 Februari 2021 dini hari.
Militer mengatakan, pihaknya telah melakukan penahanan terhadap Aung San Suu Kyi sebagai tanggapan atas "kecurangan pemilu".
Baca Juga: Beri Ucapan Selamat Harlah Ke-95, Menkominfo Minta NU Konsisten Jaga Empat Hal ini
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia, kekuasaan akan diserahkan kepada panglima militer Min Aung Hlaing dan memberlakukan keadaan darurat selama satu tahun.
Seorang presenter di Myawaddy TV membuat pengumuman, mengutip bagian dari konstitusi yang dirancang militer yang memungkinkannya mengambil kendali pada saat darurat nasional.
Dia mengatakan, alasan pengambilalihan tersebut sebagian karena kegagalan pemerintah untuk bertindak atas klaim militer atas penipuan pemilih dalam pemilihan November lalu.
Baca Juga: Properti Pantai Laut Hitam, Miliarder asal Rusia Klaim 'Mansion Vladimir Putin' Sebagai Miliknya
Serta kegagalannya untuk menunda pemilihan karena krisis pandemi virus corona.
Sementara itu, saluran telepon ke ibu kota Naypyitaw tidak dapat dihubungi dan TV pemerintah mati beberapa jam sebelum parlemen dijadwalkan duduk untuk pertama kalinya sejak kemenangan pemilihan umum NLD pada November.