Baca Juga: Senada dengan Macron, Marine Le Pen Usulkan Larangan Hijab bagi Warga Muslim di Perancis
Howard A. Rosenblum, CEO Asosiasi Nasional Tuna Rungu, mengatakan kepada Insider awal pekan ini bahwa organisasinya bersyukur bisa menyaksikan sejarah yang sedang dibuat.
"Orang Amerika tuna rungu dan tuli berhak mendapatkan akses yang sama ke informasi dari Gedung Putih dan Presiden seperti yang didapat semua orang," kata Rosenblum.
Organisasi tersebut menggugat Trump dan mantan sekretaris pers Kayleigh McEnany pada Agustus 2020 karena gagal menyediakan penerjemah selama briefing Covid-19.
Baca Juga: Imbau Negara Kaya Jangan Timbun Vaksin, WHO: Penimbunan adalah Kegagalan Moral yang Dahsyat
Mereka berargumen bahwa hal itu menghambat kemampuan tuna rungu dan tuli orang Amerika untuk mempelajari informasi yang diperlukan selama pandemi.
Tidak jelas apakah Hewsahw akan muncul kembali sebagai penerjemah di Gedung Putih, tetapi dia telah digantikan oleh dua penerjemah ASL yang berbeda pada hari Selasa dan Rabu.
"Sejujurnya saya terkejut. Bagi saya, akan bermasalah bagi seseorang yang telah menyelaraskan dirinya dengan wacana alt-right untuk menjadi wajah publik Gedung Putih untuk komunitas tuna rungu dan orang yang ingin tahu tentang ASL," terang Jon Henner, asisten profesor di Universitas North Carolina Greensboro.
Baca Juga: Pastor Pendukung Trump Digulingkan usai Mencoba Ritual Pengusiran Setan di Gedung Putih
Orang dalam menghubungi Gedung Putih dan Mewshaw untuk memberikan komentar.