Pemerintahan Trump Dorong Kesepakatan Senjata hingga Rp7 Triliun dengan Arab Saudi

- 25 Desember 2020, 17:20 WIB
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.*
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.* /The Texas Tribune

Baca Juga: Ucapkan Selamat Natal, Pramono Anung: Bawa Hal yang Positif Dalam Kita Menghadapi Pandemi Covid-19

Para pembantu Kongres menuturkan akan adanya keraguan pada pemungutan suara mengenai ketidaksetujuan kongres, yang mana akan berlangsung antara sekarang dan ketika kongres yang baru mengambil alih pada 3 Januari karena tidak menjadi bukti veto.

Trump dapat mengeluarkan deklarasi darurat, seperti yang pernah dia lakukan sebelumnya, yang mengesampingkan keberatan yang diajukan oleh kongres.

Seorang perwakilan dari presiden terpilih, Joe Biden, menolak memberikan komentarnya atas penjualan tersebut.

Baca Juga: Menag Yaqut: Selamat Natal 2020, Semoga Kedamaian serta Kemajemukan Indonesia Tetap Terjaga

Awal tahun ini, Biden mengatakan dia akan menilai lagi hubungan yang terjalin antara AS dan Arab Saudi, karena adanya catatan HAM, dan terutama dengan adanya kejadian pembunuhan Khashoggi.

Baru-baru ini, Biden menunjuk pensiunan Jenderal Lloyd Austin, yang telah menjabat sebagai anggota dewan Raytheon, sebagai calon menteri pertahanan.

Menanggapi transaksi baru Raytheon, Rep. Ro Khanna (D-Calif.), Anggota Komite Angkatan Bersenjata DPR, mengatakan Biden harus segera mengubah arah jika kesepakatan penjualan ini berhasil.

Baca Juga: Banjir Ucapan Selamat Jelang Ditunjuk Jadi Menparekraf, Sandiaga Uno Salah Paham: Ternyata Ini Kode

Salah seorang ajudan Kongres dari Partai Demokrat mengatakan pemerintahan Trump telah mencoba untuk menjual lebih banyak melakukan transaksi penjualan senjata kepada para pelanggar HAM dalam bulan-bulan terakhirnya menjadi presiden.

Halaman:

Editor: Tita Salsabila

Sumber: The Washington Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x