Ciptakan Vaksin Covid-19, Perusahaan Asal AS Berhasil Menghasilkan Antibodi Penawar Virus

30 September 2020, 22:00 WIB
Ilustrasi vaksin virus corona. /PIXABAY/Shafin Al Asad Protic

PR CIREBON – Kandidat vaksin virus Corona yang dibuat perusahaan Moderna Inc yang berbasis di Amerika Serikat (AS) pada orang yang lebih tua menunjukkan bahwa vaksin tersebut menghasilkan antibodi penawar virus pada tingkat yang serupa dengan yang terlihat pada orang yang lebih muda, dengan efek samping kira-kira setara dengan suntikan flu dosis tinggi.

Hal itu diungkapkan oleh para peneliti pada Selasa, 29 September 2020. Studi yang diterbitkan di New England Journal of Medicine, menawarkan gambaran yang lebih lengkap tentang keamanan vaksin pada orang yang lebih tua, kelompok yang berisiko tinggi mengalami komplikasi parah akibat Covid-19.

Temuan ini meyakinkan karena kekebalan cenderung melemah seiring bertambahnya usia, menurut Dr. Evan Anderson, salah satu peneliti utama studi dari Universitas Emory di Atlanta, dalam sebuah wawancara telepon, dilansir Pikiranrakyat-Cirebon.com dari CNA.

Baca Juga: Pejabat Korsel yang Ditembak Mati Dituding Pembelot, Keluarga: Tidak Ada Tanda-tanda Membelot

Penelitian ini merupakan perpanjangan dari uji coba keamanan Fase I Moderna, yang pertama kali dilakukan pada individu berusia 18-55 tahun. Penelitian menguji dua dosis vaksin Moderna, yakni 25 mikrogram dan 100 mikrogram, pada 40 orang dewasa berusia 56 hingga 70 dan 71 dan lebih tua.

Secara keseluruhan, tim menemukan bahwa pada orang yang lebih tua yang menerima dua suntikan dari 100 mikrogram dosis dengan selang waktu 28 hari, vaksin tersebut menghasilkan tanggapan kekebalan kira-kira sejalan dengan yang terlihat pada orang yang lebih muda.

Moderna sudah menguji dosis yang lebih tinggi dalam uji coba besar Tahap III, tahap terakhir sebelum meminta otorisasi atau persetujuan darurat.

Baca Juga: Dijatuhi Hukuman Satu Tahun Enam Bulan, Lucinta Luna Menangis Pasrah: Saya Terima yang Mulia

Efek samping, termasuk sakit kepala, kelelahan, nyeri tubuh, menggigil dan nyeri tempat suntikan, dianggap ringan sampai sedang.

Setidaknya dalam dua kasus, relawan mengalami reaksi yang parah.

Seseorang mengembangkan demam tingkat tiga, yang diklasifikasikan sebagai 102,2 derajat Fahrenheit (39 derajat Celsius) atau lebih, setelah menerima dosis vaksin yang lebih rendah. Kelelahan lainnya berkembang begitu parah sehingga mencegah aktivitas sehari-hari untuk sementara.

Biasanya, efek samping terjadi segera setelah menerima vaksin dan diatasi dengan cepat.

Baca Juga: Mengenal Sosok 7 Pahlawan Revolusi Indonesia, Difitnah Lakukan Makar hingga Diculik PKI dan Terbunuh

"Ini mirip dengan apa yang dialami banyak orang dewasa yang lebih tua dengan vaksin influenza dosis tinggi. Mereka mungkin merasa tidak enak atau demam," jelas Anderson.

Norman Hulme, seorang pengembang multimedia senior berusia 65 tahun  yang menggunakan dosis yang lebih rendah dari vaksin tersebut, mengatakan ia merasa terdorong untuk mengambil bagian dalam uji coba setelah menyaksikan penanggap pertama di New York dan Negara Bagian Washington melawan virus tersebut.

"Saya benar-benar tidak mengalami efek samping sama sekali," ujar Hulme.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: CNA

Tags

Terkini

Terpopuler