Tanggapi Tuduhan Serang Fasilitas Nuklir Iran, Menhan Israel: Kami akan Cegah dengan Segala Cara

6 Juli 2020, 09:09 WIB
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz. /

PR CIREBON - Belum lama ini, Israel mendapat tuduhan menjadi dalang dari insiden ledakan di fasilitas nuklir Iran pada Kamis, 2 Juli 2020. Untuk itu, Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Benny Gantz membuka suara menentang tuduhan itu.

Tepatnya, Gantz menegaskan bahwa tidak semua yang terjadi di Iran selalu disebabkan oleh Israel.

"Tidak semua insiden yang terjadi di Iran ada hubungannya dengan kami," ungkap Gantz pada Senin, 7 Juli 2020 seperti dikutip dari The Jerusalem Post.

Baca Juga: Siap Debut Akting di Hollywood, Son Ye Jin akan Beradu Peran dengan Bintang Avatar Sam Worthington

Lebih lanjut, Gantz menyebutkan juga bahwa sistem pertahanan di situs nuklir itu begitu rumit, sehingga ia tidak yakin Iran selalu mematuhinya.

"Siapa saja bisa curiga terhadap kami," tutur Gantz kepada Army Radio.

Meskipun begitu, Israel akan terus berupaya untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir. Pasalnya, nuklir Iran akan menjadi ancaman bagi dunia dan kawasan, termasuk Israel.

Baca Juga: Berniat Calonkan Diri Jadi Presiden AS, Trump: Saya Harap Bisa Bersaing Melawan Kanye West

"Dan kami akan melakukan segalanya untuk mencegah itu terjadi. Kami akan melakukan segala cara untuk mencegah Iran menyebarkan teror dan senjata, tetapi saya tidak merujuk pada setiap kejadian," jelas Gantz.

Sedangkan, sebuah sumber yang dikutip surat kabar Kuwait, Al-Jareeda mengungkapkan bahwa Israel bertanggung jawab atas dua ledakan yang terjadi di fasilitas nuklir Natanz dan pangkalan produksi rudal di wilayah Parchin, Iran.

Dalam detailnya, ledakan ini diduga berasal serangan siber dan jet tempur F-35 milik Israel.

Inilah juga yang membuat Iran mengeluarkan ancaman akan melancarkan balasan terhadap siapa saja yang melakukan serangan siber pada situs nuklir mereka.

Baca Juga: Ledakan Mobil Mewah Gegerkan Warga Menteng, BIN: Barangkali Ada Kaitan dengan Pilkada Serentak 2020

Bahkan, Kantor berita IRNA menyatakan kemungkinan sabotase dilakukan oleh musuh-musuh Iran, termasuk rezim Zionis dan Amerika Serikat.

Sementara itu, Iran memang mengumumkan rencananya melanjutkan program pengadaan uranium dan pengembangan senjata rudalnya pada Mei 2019.

Ini dilakukan usai AS menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 dan kembali menjatuhkan serangkaian sanksi terhadap negara di Timur Tengah itu..***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Jerussalem Post

Tags

Terkini

Terpopuler