Jubir Kemlu China Posting yang Menyindir G7 dan NATO di Tweeter

29 Juni 2022, 11:20 WIB
otret penyambutan di bandara Franz-Josef-Strauss di Munich menjelang KTT G7, 25 Juni 2022. /REUTERS/Michaela Rehle /

SABACIREBON  - Politik internasional dalam beberapa waktu ini selalu penuh warna dengan berbagai kegiatan, pernyataan bahkan sindiran dan olok-olok.

Sebut saja dinamika peperangan antara Rusia dan Ukraina yang belum juga usai hingga saat ini ditambah dengan kegiatan pertemuan para pemimpin negara anggota G7 di Jerman menjadi bahan silang pendapat.

Bahkan baru-baru ini juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengunggah pernyataan sarat olok-olok kepada para pemimpin G7 dan NATO.

Seolah memang diniatkan demikian, Zhao Lijian mengunggahnya ke Twitter tepat saat kelompok G7 sedang melangsungkan KTT di Jerman.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Menggunakan Kereta Luar Biasa Menuju Kiev Ukraina

Konten gambar yang dia unggah kurang lebih menunjukkan bahwa meskipun dijuluki “masyarakat internasional,” negara-negara G7 sebenarnya merupakan persentase kecil dari populasi dunia.

Jubir Kemenlu Tiongkok itu ingin menunjukkan bahwa negara-negara anggota BRICS jauh lebih representatif untuk mewakili masyarakat global.

Gambar menyandingkan foto G7 dengan catatan populasi negara-negara berjumlah 777 juta, sedangkan gambar BRICS di bawahnya disertai catatan populasi 3,2 miliar orang.

"Jadi lain kali ketika mereka berbicara tentang 'masyarakat internasional', Anda tahu apa artinya,” ucap Zhao dalam cuitannya, dikutip  Pikiran-Rakyat.com pada Rabu, 29 Juni 2022.

Baca Juga: Tegas, Polres Cianjur Instruksi Tembak Di Tempat Bagi Geng Motor Yang Berbuat Anarkis

Usai KTT di Jerman selama akhir pekan, para pemimpin G7 akan berangkat ke Madrid, untuk merancang Konsep Strategis baru bersama aliansi NATO yang dipimpin AS.

Dokumen tersebut hadir untuk menguraikan misi dan sikap NATO terhadap non-anggota.

Dalam pembaruan pertamanya sejak 2010, dokumen tersebut akan membahas China sebagai “tantangan.”

Menurut Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, dokumen akan turut memperjelas bahwa aliansi sepakat Rusia adalah ancaman paling signifikan dan langsung terhadap keamanan NATO.

Hanya berselang beberapa hari sebelum KTT G7, pertemuan pemimpin negara-negara BRICS lebih dulu berlangsung.

Baca Juga: Polres Cianjur Temukan Ladang Ganja di Desa Cimenteng Cianjur, Jabar Jadi Target Utama

Pertemuan meliputi Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping, para pemimpin Brasil, India, dan Afrika Selatan, via virtual.

Grup tersebut mencakup empat dari sepuluh negara dengan ekonomi teratas dunia dan mewakili lebih dari 40 persen populasi planet serta 30 persen dari PDB-nya.

Kelompok BRICS bukanlah aliansi formal dalam bidang militer atau ekonomi, namun anggotanya sering bersatu menentang konsensus Barat.

Kecuali Brasil, tidak ada negara BRICS yang ikut mengutuk invasi Rusia di di Ukraina bersama AS dan sekutunya di Majelis Umum PBB Maret lalu.

Baca Juga: Awas Sistem Gugur ! Perempat Final Lusa Persib Lawan PSS Sleman, Para Pemain Persib Nyatakan Ini

China dan India bahkan telah meningkatkan hubungan perdagangan mereka dengan Rusia sejak saat itu.

Blok BRICS tanpa alami perkembangan dalam keanggotaan, sebab Argentina dan Iran mengajukan diri untuk bergabung pekan lalu.

Kementerian Luar Negeri Iran menggambarkan BRICS sebagai mekanisme yang sangat kreatif dengan aspek luas. Presiden Argentina Alberto Fernandez menyebut BRICS adalah wujud masa depan cerah.

BRICS sedang bekerja untuk menyiapkan mata uang cadangan global baru berdasarkan sekeranjang mata uang negara kita,” ujar Putin, selama KTT BRICS, Rabu lalu. ***

 

Editor: Otang Fharyana

Sumber: Tweeter

Tags

Terkini

Terpopuler