Korban Tewas Virus Corona Tembus 1.000 Jiwa, WHO Naikkan Status Ancaman Sangat Serius

12 Februari 2020, 12:20 WIB
JEPANG berusaha menahan 3 ribu orang di atas kapal pesiar Diamond Princess untuk mencegah penyebaran virus corona.* /Jiji Press/AFP

PIKIRAN RAKYAT – Korban tewas dari wabah virus corona telah melonjak melewati 1.000 jiwa di Tiongkok pada Selasa, 11 Februari 2020.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa epidemi tersebut akan menimbulkan ancaman global yang ‘sangat serius’.

Dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com melalui situs AFP, WHO mengadakan konferensi di Jenewa untuk memerangi virus tersebut saat Tiongkok tetap berjuang untuk menahan penyakit yang kini telah menginfeksi lebih dari 42.000 jiwa dan mencapai 25 negara.

Baca Juga: Berikan Dana Hibah Ratusan Miliar pada Tujuh Organisasi, Ridwan Kamil: Bukan untuk Kepentingan Pribadi

Bahkan, 108 kematian lainnya dilaporkan pada Selasa lalu menjadi kenaikan harian tiga digit pertama sejak virus muncul pada akhir Desember.

"Dengan 99 persen kasus di Tiongkok, ini tetap sangat darurat bagi Tiongkok, tetapi dapat ancaman besar bagi seluruh dunia," tutur Pemimpin WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Selain itu, Pemerintah Tiongkok telah mengunci jutaan orang untuk tetap tinggal di sejumlah kota. Hal ini diikuti beberapa pemerintah negara lain yang melarang kedatangan warga Tiongkok.

Baca Juga: Berawal Ikut Konferensi Bisnis di Singapura, Simak Kronologi Pria Inggris Sebarkan Virus Corona di Eropa

Tak hanya itu, maskapai penerbangan utama telah menangguhkan penerbangan ke Tiongkok dalam upaya untuk menjauhkan penyakit dari wilayah mereka.

Jumlah korban tewas sekarang telah mencapai 1.016 jiwa, meskipun angka kematian relatif rendah yaitu 2,4 persen.

Namun kasus seorang pria Inggris yang menularkan virus kepada setidaknya 11 orang lainnya dengan keadaan tanpa pernah berada di Tiongkok, inilah yang menimbulkan ketakutan akan fase baru penularan di luar negeri.

Baca Juga: Digigit Ular Berbisa, Balita Asal Pamengkang Cirebon Masih Koma dan Jalani Perawatan di RSD Gunung Jati

Pria berusia 53 tahun yang dijuluki ‘penyebar super’ oleh sejumlah media Inggris, mengatakan pada Selasa lalu bahwa ia telah pulih sepenuhnya, tetapi tetap berada di ruang isolasi di sebuah rumah sakit di pusat kota London.

Padahal, kebanyakan kasus corona yang terjadi di luar negeri melibatkan orang-orang yang pernah berada di Kota Wuhan yang menjadi tempat awal kemunculan virus itu pada akhir tahun lalu atau orang yang terinfeksi oleh orang lain yang pernah berada di Kota Wuhan.

Namun ternyata, pria Inggris itu tertular virus saat menghadiri konferensi di Singapura dan mulai menularkannya ke beberapa rekan senegaranya saat berlibur di Pegunungan Alpen Prancis dan berakhir dengan diagnosa positif corona saat kembali di Inggris.

Baca Juga: Absen di Beberapa Kejuaraan Dunia, Atlet Tiongkok Hindari Prasangka Buruk Masyarakat Dunia

“Deteksi sejumlah kecil kasus ini bisa menjadi percikan yang menjadi api yang lebih besar, sehingga Saya mendesak negara-negara seluruh untuk mengambil langkah-langkah dini untuk mencegah wabah yang lebih besar” ujar Tedros.

Sementara, Michael Ryan sebagai Pemimpin Program Kedaruratan Kesehatan WHO menyampaikan ketidaksetujuannya bahwa, masih terlalu dini untuk menyebut konferensi Singapura sebagai acara penyebaran super virus corona.

Kumpulan kasus terbesar di luar Tiongkok berada di atas kapal pesiar Diamond Princess yang ditambatkan di Pelabuhan Jepang, saat itu sekitar 135 orang telah didiagnosis positif corona.

Baca Juga: Wasit Italia Dihukum Satu Tahun karena Kiper yang Dia Kartu Merah Masuk Rumah Sakit

Kapal pesiar itu telah dikarantina sejak tiba di lepas pantai Jepang awal pekan lalu setelah virus terdeteksi pada seorang mantan penumpang yang turun bulan lalu di Hong Kong.

Pihak berwenang setempat di Wuhan dan Hubei telah menghadapi banyak kecaman karena menyembunyikan tingkat penyebaran kasus dan angka kematian pada awal Januari di Hubei, Tiongkok.

Bahkan, kematian seorang dokter yang menyadari pertama kali kehadiran virus corona dari Wuhan telah memicu seruan untuk reformasi politik di Tiongkok.

Baca Juga: Pasca Seo Seung Jae Didepak Tim Nasional Korea, Dua Pasangan Ganda Campuran Malaysia Berada di Atas Angin

Presiden Xi Jinping menyebut, pertempuran melawan virus itu sebagai ‘perang rakyat’, sehingga Presiden Xi muncul di rumah sakit Beijing pada Senin, 10 Februari lalu dengan mengenakan masker dan suhu tubuhnya diperiksa, sebelum dia berbicara dengan staf medis dan pasien.

“Situasi masih sangat suram di Hubei, sehingga diperlukan langkah-langkah yang lebih tegas untuk menahan penyebaran virus itu,” ujar Xi Jinping.***

 

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler