Kasus Kian Melonjak, Jepang akan Perpanjang Keadaan Darurat Covid-19 hingga Perluas Tujuh Prefektur Lagi 

17 Agustus 2021, 17:30 WIB
Kasus Covid-19 melonjak di ibu kota Tokyo dan secara nasional, pemerintah Jepang akan memperpanjang keadaan darurat. /REUTERS/KIM KYUNG-HOON

PR CIREBON- Pada Selasa, 17 Agustus 2021, Jepang mengumumkan untuk memperpanjang keadaan darurat Covid-19 di Tokyo dan wilayah lain hingga 12 September.

Selain memperpanjang keadaan darurat, Jepang juga memperluas pembatasan ke tujuh prefektur lagi, ketika kasus Covid-19 melonjak di ibu kota Tokyo dan secara nasional, membebani sistem medis.

Seperti diketahui, keadaan darurat Covid-19 di Tokyo saat ini akan berakhir pada 31 Agustus.

Baca Juga: Warga Latvia Hadiri Pertunjukan Musik yang Unik di Danau, Naiki Perahu dengan Menjaga Jarak

Tetapi lonjakan kasus virus corona yang terus berlanjut telah mendorong pemerintah Jepang untuk memperpanjangnya.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Malay Mail, Tokyo mengumumkan 2.962 kasus Covid-19 harian baru pada Senin, setelah rekor 5.773 pada hari Jumat.

Diketahui, pemerintah akan memperluas keadaan darurat ke prefektur Ibaraki, Tochigi, Gunma, Shizuoka, Kyoto, Hyogo, dan Fukuoka, kata Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura, yang bertanggung jawab atas respons pandemi Jepang, kepada wartawan.

Baca Juga: Apa yang Pertama Terlihat Mampu Ungkap Sisi Tersembunyi Tentang Dirimu, Salah Satunya Kamu Sangat Sensitif

“Banyak ahli menyatakan perasaan krisis yang sangat kuat tentang situasi perawatan medis dan status infeksi,” kata Nishimura setelah mendapat persetujuan dari panel penasihat kesehatan masyarakat untuk rencana pemerintah.

Perdana Menteri Yoshihide Suga diperkirakan secara resmi mengumumkan langkah tersebut pada Selasa untuk menjelaskan keputusan tersebut.

Pembatasan Covid-19 itu termasuk meminta restoran tutup lebih awal dan berhenti menyajikan alkohol dengan imbalan subsidi pemerintah.

Baca Juga: Red Velvet Puncaki Tangga Lagu iTunes di 50 Negara dengan Album Baru 'Queendom'

Penasihat ahli juga menyetujui rencana pemerintah untuk memperluas tindakan "darurat semu" yang tidak terlalu ketat ke 10 prefektur tambahan, kata Nishimura.

Dai-ichi Life Research Institute memperkirakan dalam sebuah laporan keadaan darurat pemerintah yang diperpanjang dan diperluas akan menyebabkan kerugian ekonomi total sekitar Rp15,2 triliun dan dapat memangkas 66.000 pekerjaan.

Itu sekitar 60 persen lebih tinggi dari perkiraan kerugian ekonomi sekitar 750 miliar yen jika keadaan darurat tetap pada lingkup dan jadwal saat ini.

Baca Juga: Inggris Menyebut Pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban Sebagai Kegagalan Komunitas Internasional

Keadaan darurat yang berulang memiliki efek terbatas dalam memperlambat penyebaran virus di Jepang karena kerja sama bersifat sukarela.

Kelelahan akibat pandemi dan liburan musim panas juga dipersalahkan karena berkontribusi pada lonjakan Covid-19 terbaru di negara di mana hanya sekitar 37 persen orang yang telah divaksinasi sepenuhnya.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: Malay Mail

Tags

Terkini

Terpopuler