Meski Dikecam PBB dan Banyak Negara, Netanyahu Tetap Tegas Akan Lakukan Penggusuran Tanah Palestina

11 Mei 2021, 09:15 WIB
Netanyahu mengatakan Israel dengan tegas menolak tekanan untuk tidak menggusur tanah Palestina meski ada larangan dari PBB.* /REUTERS

PR CIREBON - Pada Kamis, Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland mendesak Israel untuk menghentikan pembongkaran dan penggusuran di Sheikh Jarrah yang didominasi warga Palestina.

PBB melakukan desakan terhadap Israel untuk tak ganggu warga Palestina ini, sejalan dengan kewajibannya di bawah hukum humaniter internasional.

Meski begitu, pada Minggu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel dengan tegas menolak tekanan untuk tidak menggusur tanah Palestina dan membangun di Yerusalem.

Baca Juga: Ratusan Pengguna Media Sosial Tuduh Instagram dan Facebook Hapus Konten Soal Kekerasan di Palestina

Hal itu dilontarkan Netanyahu setelah berhari-hari kerusuhan dan meningkatnya kecaman internasional atas rencana penggusuran warga Palestina dari rumah-rumah di kota yang diklaim oleh pemukim Yahudi.

“Kami dengan tegas menolak tekanan untuk tidak membangun di Yerusalem. Saya menyesal, tekanan ini semakin meningkat akhir-akhir ini," ujarnya, dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Arab News.

“Saya juga mengatakan kepada yang terbaik dari teman-teman kita: Yerusalem adalah ibu kota Israel dan sama seperti setiap bangsa membangun ibu kotanya dan ibu kotanya, kita juga memiliki hak untuk membangun di Yerusalem dan membangun Yerusalem. Itulah yang telah kami lakukan dan itulah yang akan terus kami lakukan,” kata Netanyahu.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini, Selasa 11 Mei 2021: Leo Kasmaran, Virgo Kesederhanaan Menjadi Bermakna

Komentarnya datang ketika kementerian kehakiman Israel mengatakan akan menunda sidang kunci pada Senin dalam kasus yang dapat membuat keluarga Palestina diusir dari rumah mereka di Yerusalem untuk memberi jalan bagi pemukim Yahudi.

"Dalam semua situasi dan sehubungan dengan permintaan Jaksa Agung, sidang reguler untuk besok, 10 Mei 2021 dibatalkan," katanya dalam sebuah pernyataan, menambahkan akan menjadwalkan sidang baru dalam waktu 30 hari.

Penundaan itu menyusul bentrokan berhari-hari antara pengunjuk rasa Palestina dan pasukan keamanan Israel, sebagian dipicu oleh perselisihan di lingkungan Sheikh Jarrah.

Baca Juga: Ironis! Pria Asal Iran Ini Terbakar Sendiri Saat Sedang Membakar Bendera Israel

Sementara itu, UNICEF mendesak otoritas Israel untuk menahan diri dari menggunakan kekerasan terhadap anak-anak dan membebaskan semua yang ditahan, setelah 37 anak Palestina terluka dan ditangkap di Yerusalem timur dalam dua hari terakhir.

“Selama dua hari terakhir, 29 anak Palestina terluka di Yerusalem timur, termasuk di Kota Tua dan lingkungan Sheikh Jarrah (dan) delapan anak Palestina ditangkap.

“Seorang balita berusia satu tahun termasuk di antara mereka yang terluka. Beberapa anak dibawa untuk perawatan di rumah sakit dengan luka di kepala dan tulang belakang,” kata badan anak PBB itu.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap Alasan Bill Gates dan Melinda Gates Tak Ingin Anaknya Mewarisi Miliaran Aset Keluarga

UNICEF menerima laporan bahwa ambulans dilarang tiba di lokasi untuk membantu dan mengevakuasi yang terluka dan bahwa sebuah klinik di tempat dilaporkan diserang dan digeledah.

“Semua anak harus dilindungi dari kekerasan dan dijauhkan dari bahaya setiap saat. Hak keluarga untuk mengakses semua tempat ibadah harus dipertahankan dan mereka yang terluka dibantu tanpa batasan,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Paus Fransiskus mengungkapkan keprihatinannya atas kerusuhan di Yerusalem, dengan mengatakan bahwa kekerasan hanya menghasilkan kekerasan.

"Mari hentikan bentrokan ini," ujarnya. 

Baca Juga: Arab Saudi Tetapkan Ramadhan Tahun Ini Genap 30 Hari, Idul Fitri Jatuh Pada 13 Mei 2021

“Saya berdoa agar ini bisa menjadi tempat pertemuan dan bukan bentrokan dengan kekerasan, tempat berdoa dan kedamaian. Saya mengajak semua orang untuk mencari resolusi bersama agar identitas multireligius dan multikultur kota suci bisa dihormati dan agar persaudaraan bisa berjaya,” ucapnya usai mendaraskan doa Regina Caeli.

Yordania juga mendesak Israel pada Minggu untuk menghentikan apa yang disebutnya sebagai serangan "barbar" terhadap jamaah di masjid Al-Aqsa Yerusalem dan mengatakan akan meningkatkan tekanan internasional.

Yordania, yang memiliki hak asuh atas situs Muslim dan Kristen di Yerusalem, mengatakan Israel harus menghormati jamaah dan hukum internasional yang melindungi hak-hak Arab.

Raja Abdullah II mengutuk pelanggaran tersebut dan mengatakan dia menolak upaya otoritas Israel untuk mengubah situasi demografis di Yerusalem timur, dan semua tindakan yang ditujukan untuk mengubah status sejarah dan hukum kota.

Baca Juga: Ustaz Tengku Zulkarnain Meninggal Dunia Terkonfirmasi Covid-19, Para Tokoh Sampaikan Ucapan Duka Cita

Raja juga meminta Israel untuk mematuhi hukum internasional dan hukum humaniter internasional.

Selama panggilan telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Raja Abdullah mengatakan Yordania akan terus melindungi situs-situs suci Islam dan Kristen.

Untuk menjaga identitas Arab dan Islamnya, Ia menyerukan koordinasi antara negara-negara Arab untuk mengakhiri pelanggaran Israel di Yerusalem timur dan masjid Al-Aqsa. ***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Arab News

Tags

Terkini

Terpopuler