PR CIREBON — Seorang menteri di Korea Utara kena hukuman mati oleh Presiden Kim Jong-un. Pasalnya pejabat kementerian yang tidak disebutkan namanya itu, dinilai gagal membuat kemajuan.
Selain itu, juga dianggap gagal mengadakan video call yang diharapkan Presiden Korea Utara Kim Jong-un.
Ditambah pejabat Korea Utara yang terkena hukuman mati tersebut mengeluhkan tentang beban kerja.
Demikian klaim dari pemerintahan setempat yang dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Mirror.
Adapun perihal laporan tentang temuan penyelidikan ke Kementerian Pendidikan Tinggi, yang dilakukan oleh Organisasi dan Departemen Bimbingan (ODG), itu mengklaim tidak cukup dilakukan untuk "menerapkan Undang-Undang Pendidikan Jarak Jauh" dengan benar.
"OGD melakukan penyelidikan karena komisi gagal membuat kemajuan apa pun dan karena beberapa telah mengkritik kebijakan pemerintah," isi laporan tersebut.
Tuduhan tersebut juga dilaporkan termasuk anggota departemen yang mengeluh di setiap pertemuan tentang pekerjaan mereka.
Sementara ,yang lain mempertanyakan kurangnya sumber daya yang disediakan oleh negara.
Para pengawas juga dikatakan telah menyoroti lambannya penerapan kebijakan pembelajaran jarak jauh, yang dianggap mengalami kemajuan yang buruk.
Baca Juga: Rusia Berharap Prancis Dukung Inisiatif untuk Cegah Perlombaan Senjata di Luar Angkasa
Setelah kematian menteri, komisi baru kini telah diatur kembali di bawah Ri Guk Chol, presiden Universitas Kim Il Sung, tambah laporan itu.
Dengan melihat hukuman mati tersebut, agar tidak berulang, pejabat pemerintah Korea Utara berencana untuk melakukan konferensi video call secara teratur.
Bukan kali ini saja, pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un memberikan hukuman mati kepada bawahannya yang mendapat vonis bersalah.
Baca Juga: Menteri Pertahanan Israel Sebut Pihaknya Siap Kerja Sama dengan Amerika Serikat di Iran: Mitra Penuh
Eksekusi datang dalam antrean panjang yang dilakukan oleh Kim. Tahun lalu, Kim Jong-un dilaporkan memvonis hukuman mati terhadap seorang jenderal dengan cara dijadikan santapan ke piranha atau ikan buas pemangsa daging.
Sementara, lima pembantunya dikatakan telah dibunuh oleh regu tembak setelah pertemuan puncak 2019 dengan Donald Trump gagal menghasilkan kesepakatan.
Awal pekan ini, laporan terbaru mengemukakan Kim dituduh menciptakan 'sekolah nuklir', yang sepenuhnya berfokus pada pembuatan dan persenjataan rudal.***