Peneliti Arkeolog Temukan Kisah Penaklukan Spanyol, Kanibalisme dan Pembunuhan Brutal

24 Januari 2021, 17:30 WIB
Ilustrasi bendera Spanyol. Peneliti arkeolog baru saja menemukan kisah penaklukan Spanyol.* /Pixabay/Efraimstochter

PR CIREBON - Sebuah studi baru mengklaim bahwa kisah penaklukan Spanyol terjadi dengan pembunuhan brutal bahkan kanibalisme dengan memakan orang negaranya.

Penemuan arkeolog tentang kisah pembantaian beberapa wanita, anak-anak, orang Spanyol dan orang-orang dari kelompok lain bahkan memakan orang Spanyol. 

Penemuan tentang kisah penaklukan Spanyol, kanibalisme dan pembunuhan brutal di umumkan oleh Institut Antropologi dan Sejarah Nasional

Baca Juga: Setelah Penuhi Standar Global Kesehatan Kota, Madinah Jadi Kota Tersehat di Dunia Versi WHO

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Wionews, penemuan tersebut di temukan di kota Tecoaque.

Penemuan tentang kisah penaklukan Spanyol, kanibalisme dan pembunuhan brutal oleh Institut Antropologi dan Sejarah Nasional itu didasarkan pada penggalian di kota Tecoaque.

Dalam penemuan itu, terdapat tulisan dalam bahasa Nahuatl suku Aztec yang berarti "tempat mereka memakannya"

Baca Juga: Usai Setahun Penguncian, Begini Kondisi Wuhan yang Jadi Pusat Pandemi Covid-19

Penelitian arkeolog Institut Antropologi dan Sejarah Nasional mendapatkan sebuah jalan cerita yang mana pada saat itu ada sebuah konvoi yang di tangkap oleh penduduk Tecoaque.

Konvoi tersebut terdiri dari 15 pria Spanyol, 50 wanita dan 10 anak-anak, tentara setinggi 45 kaki, termasuk orang Kuba keturunan Afrika dan pribumi.

Ada juga sekitar 350 sekutu dari kelompok Pribumi pada tahun 1520 yang kemudian ditangkap oleh penduduk Tecoaque yang juga dikenal sebagai Zultepec.

Baca Juga: Gembong Narkoba Asia yang Atur Perdagangan Senilai Rp981 Triliun per Tahun Berhasil Ditangkap Polisi Belanda

Kemudian, semua orang yang ditangkap oleh penduduk Tecoaque dibantai selang beberapa bulan.

Lalu, penakluk Hernan Cortes diberitahu tentang pembantaian brutal yang dilakukan oleh orang Zultepec, keluarlah perintah untuk menghancurkan Kota Tecoaque pada awal 1521. 

Dari penggalian yang di temukan oleh arkeolog Enrique Martínez Vargas mengatakan bahwa orang-orang Tecoaque mengetahui akan sebuah pembalasan dari apa yang telah dilakukannya.

Baca Juga: Menghilang saat Menikmati Liburan, Seorang Ayah di Australia Diduga Dimakan Hiu

Secara diam-diam orang-orang Tecoaque melempar seluruh bukti dan tulang-tulang korban ke dalam sumur dangkal. 

Tidak hanya itu saja, orang-orang Tecoaque pun akhirnya membuat sebuah pertahanan primitif agar dapat menghentikan serangan.

Namun, semua pertahanan yang dibuat oleh orang-orang Tecoaque gagal usai mendapat serangan dari pasukan penakluk Herman Cortes

Baca Juga: Polisi Hanya Diam, Gadis Pakistan Berusia 12 Tahun Diperkosa dan Disekap Selama 5 Bulan

"Beberapa pejuang yang tinggal di kota itu berhasil melarikan diri, tetapi wanita dan anak-anak tetap ada, dan mereka adalah korban utama," kata Institut Antropologi dan Sejarah Nasional

Gambar penggalian menunjukkan tulang anak-anak tergeletak bersama dengan tulang betina dewasa. 

"Penempatan kuburan menunjukkan orang-orang ini melarikan diri, dibantai dan dikuburkan dengan tergesa-gesa," ujarnya

Baca Juga: Soal Keampuhan Vaksin Lawan Varian Baru Covid-19, Ini kata Ilmuan di Inggris

Ada juga perempuan dan anak-anak yang berada dalam kamar dimutilasi.

Hal tersebut dibuktikan dengan penemuan tulang yang retak berada di lantai kamar kuil yang di bakar.

Tidak hanya itu saja, bahkan ditemukan beberapa tengkorak kepala yang digantung dan hasil analisis menunjukan bahwa wanita tersebut sedang hamil. 

Baca Juga: Keliru Rilis Peringatan Tsunami, Pihak Berwenang di Chili Menyesal Membuat Kepanikan

Hal tersebut menunjukan bahwa orang-orang Tecoaque sangat kejam dan brutal.

"Orang-orang dalam konvoi itu ditahan dan diberi makan selama enam bulan," terang para ahli.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Wionews

Tags

Terkini

Terpopuler