Sama dengan Turki, Hasil Uji Brazil Menunjukkan Vaksin Sinovac Sangat Efektif Lebih dari 50 Persen

27 Desember 2020, 10:48 WIB
Ilustrasi vaksin Corona.* /Pixabay/Liz Masoner

PR CIREBON - Belum lama ini, Turki melakukan uji coba pada vaksin Covid-19 yang telah dikembangkan oleh Sinovac, perusahaan Tiongkok.

Menurut uji coba tahap akhir yang dilakukan oleh para peneliti di Turki menunjukan hasil bahwa vaksin Covid-19 Sinovac 91,25 persen efektif.

Di tempat yang terpisah, sebuah laporan yang terkait pengujian yang dilakukan terhadap vaksin Covid-19 Sinovac asal Tiongkok menunjukkan hasil yang sama dengan Turki.

Baca Juga: Ingin Negaranya Bebas Polusi, Jepang Berencana Memberlakukan Mobil Listrik di Tahun 2030

Pada hari Rabu 23 Desember 2020, para peneliti di Brazil melakukan uji coba fase III dan hasilnya menunjukan lebih dari 50 persen vaksin Covid-19 Sinovac sangat efektif.

Untuk efek samping yang ada pada kandungan vaksin asal Tiongkok ini, menurut sebuah percobaan yang telah dilakukan tidak ada sama sekali efek samping yang diberikan oleh vaksin tersebut, kecuali ada satu orang yang menunjukan sebuah reaksi alergi.

Setelah dilakukan uji coba ternyata hanya ada efek samping yang biasa atau umum seperti vaksin lainya yaitu demam, nyeri ringan dan akan merasa sedikit kelelahan saat disuntikan vaksin Covid-19 Sinovac. 

Baca Juga: Biden Peringatkan Sikap Trump Memblok Bantuan Pandemi Bisa Menjadi Konsekuensi yang Menghancurkan

Uji coba dilakukan kepada lebih dari 7.000 sukarelawan, hal tersebut dilakukan pada 14 September 2020 lalu dan hasil yang diumumkan berdasarkan sebuah data yang di berikan oleh 1.322 orang sukarelawan saat melakukan uji coba vaksin.

Sinovac adalah pembuat vaksin asal Tiongkok pertama yang merilis rincian dari uji klinis tahap akhir, mengikuti hasil positif dari produk saingan yang dikembangkan oleh Pfizer, Moderna dan AstraZeneca bulan lalu.

Para peneliti Turki, berbicara bersama Menteri Kesehatan Fahrettin Koca, mengatakan 26 dari 29 orang yang terinfeksi selama uji coba diberi plasebo, menambahkan uji coba akan berlanjut hingga 40 orang menjadi terinfeksi.

Baca Juga: Pertama di Dunia, Inggris akan Menginfeksi 2.500 Relawan Sehat dengan Virus Corona

“Kami sekarang yakin bahwa vaksin itu efektif dan aman (untuk digunakan) pada orang-orang Turki,” kata Fahrettin, menambahkan Ankara akan menggunakan data untuk melisensikan vaksin tersebut yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Tidak hanya itu, Fahrettin juga mengatakan bahwa para peneliti akan mengumumkan hasilnya setelah ada 40 orang yang terinfeksi virus Covid-19.

Namun, para sukarelawan mengatakan bahwa efek samping yang dirakan olehnya seperti efek samping biasa dan itu aman-aman saja.

Baca Juga: Sebut Pandemi Covid-19 Bukan yang Terakhir, WHO: Kita Harus Belajar dari Pandemi

“Meski berisiko, kami melihat gambaran yang sangat ringan di mana tiga orang PCR (tes Covid) positif, tanpa demam atau masalah pernapasan. Kami dapat dengan mudah mengatakan bahwa meskipun berisiko, ketiga orang itu mengalaminya dengan sangat ringan," terang Fahrettin.

Dari hal tersebut setelah melakukan uji coba dan hasilnya menunjukkan 91,25 persen efektif, maka Turki telah setuju untuk membeli 50 juta dosis suntikan Sinovac dan telah menerima pengiriman tersebut pada 11 Desember 2020.

Namun disayangkan, pengiriman tersebut ditunda.

Rencana awal yang akan dilakukan oleh Turki saat vaksin tersebut sampai adalah akan memvaksinasi sekitar sembilan juta orang dimulai dengan petugas kesehatan.

Baca Juga: Efek Varian Baru Virus Covid-19 Masuk ke Inggris, Wolves Perketat Aturan hingga Dilarang Berbelanja

Sinovac juga telah menandatangani kesepakatan pasokan untuk vaksinnya dengan negara-negara termasuk Indonesia, Brasil, Chili dan Singapura, dan sedang bernegosiasi dengan Filipina dan Malaysia.

CoronaVac didasarkan pada teknologi vaksin tradisional yang menggunakan virus Corona yang tidak aktif yang tidak dapat bereplikasi di dalam sel manusia untuk memicu respons kekebalan.

Vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer atau BioNTech dan Moderna menggunakan teknologi baru yang disebut RNA pesan sintetis (mRNA) untuk mengaktifkan sistem kekebalan terhadap virus dan membutuhkan penyimpanan yang jauh lebih dingin.

Baca Juga: Masih dalam Penyelidikan, Polisi AS Curigai Seseorang yang Berhubungan dengan Ledakan Nashville

Perawatan Pfizer adalah suntikan Covid-19 pertama yang sepenuhnya teruji yang akan diberikan, dengan peluncuran sudah berlangsung di Inggris dan Amerika Serikat.

Fahrettin mengatakan Turki akan menandatangani kesepakatan dengan Pfizer atau BioNTech untuk 4,5 juta dosis vaksin mereka yang akan dikirimkan pada akhir Maret, dengan opsi untuk membeli 30 juta dosis lagi nanti.

Pada hari Kamis, jumlah kematian Turki akibat virus korona meningkat 254 menjadi 19.115, menurut data Kementerian Kesehatan, sementara jumlah total infeksi Covid-19 naik 18.102. ***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler