Bukti Baru Kebocoran Lab Wuhan, Peneliti: Sampel Serupa Virus Corona Sudah Ada Sejak 2013

6 Juli 2020, 12:02 WIB
ilustrasi proses laboratorium /

PR CIREBON - Masyarakat dunia masih memiliki segudang pertanyaan yang belum terjawab terkait asal-usul pandemi virus corona.

Seperti yang diberitakan Pikiran Rakyat, banyak isu yang menyebut Covid-19 muncul pertama kali pada Desember 2019 lalu di Wuhan.

Namun rupanya, bukti baru diungkap belum lama ini dalam sebuah laporan dari Sunday Times, menyebutkan adanya sampel virus yang dikirim ke Institut Virologi Wuhan tujuh tahun lalu sangat mirip dengan Covid-19.

Baca Juga: Kuat dalam Badai Aib yang Dicurhatkan Ahok, Veronica Tan Panen Dukungan Netizen

Lebih detailnya, para ilmuwan pada tahun 2013 itu telah mengirim sampel beku ke laboratorium Wuhan yang berasal dari bekas tambang tembaga penuh dengan kelelawar di Tiongkok barat daya.

Tepatnya, saat itu ada enam pria yang membersihkan kotoran kelelawar mendadak menderita pneumonia parah.

Bahkan, dilaporkan pula bahwa tiga dari mereka meninggal dan penyebab yang paling mungkin adalah virus corona yang ditransmisikan dari kelelawar.

Baca Juga: Konflik Laut China Selatan Menyebar, AS Intai Pergerakan Kapal Selam Tingkok di Selat Bashi

Selain itu, bukti baru ini pun diakui oleh seorang tenaga medis yang menjadi pengawas dan bekerja di departemen darurat.

Kemudian, penelitian terhadap tambang yang sama di provinsi Yunnan dipelajari oleh Shi Zhengli, seorang ahli virus corona yang mirip SARS yang berasal dari kelelawar di Institut Virologi Wuhan.

Shi yang dijuluki "wanita kelelawar" melakukan ekspedisinya di gua kelelawar dan malaporkan tentang adanya Covid-19 pada Februari 2020.

Baca Juga: Babak Baru Kasus Denny Siregar, Data Pribadi Bocor hingga Ancam Gugat Telkomsel

Tepatnya, dia melaporkan bahwa sampel itu 96,2% mirip dengan sampel virus corona bernama RaTG13 yang diperoleh di Yunnan pada 2013.

Adapun Sunday Times sendiri memastikan bahwa RaTG13 merupakan virus yang ditemukan di tambang yang ditinggalkan sejak 2013 lalu.

Hanya saja, berhembusnya bukti baru itu tak kunjung ditanggapi oleh laboratorium Wuhan.

Baca Juga: Pengadilan Korea Selatan Tolak Permintaan Ekstradisi AS Terkait Operator Jaringan Pornografi Anak

Hingga pada bulan Mei lalu, direktur Institut Virologi Wuhan menyatakan tidak ada salinan langsung dari virus RaTG13 di laboratorium, sehingga mustahil untuk bocor.

Sementara itu, banyak pihak menduga bahwa pandemi Covid-19 disebabkan oleh lab yang bocor dan menjadi sumber wabah di dunia.

Bahkan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump meyakini akan adanya kemungkinan tersebut pada Bulan Mei lalu.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler