PR CIREBON - Lucid dream adalah keadaan tidur dan bangun hibrida, yang sebagian besar terjadi pada tahap akhir dari siklus tidur.
Lucid dream berbeda dengan mimpi biasa, yang bermain seolah-olah di balik tembok tebal dan memisahkan seseorang dari kesadarannya.
Lucid dream juga bukanlah kejadian alami bagi semua orang dalam tidur.
Orang muda lebih mungkin untuk melakukan lucid dream secara spontan, dibandingkan dengan otak yang sepenuhnya matang.
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Healthline, sekitar 20 persen orang mengalami lucid dream setiap bulan, dan sebagian kecil mengalaminya beberapa kali per minggu.
Hampir setengah dari semua orang memiliki satu lucid dream dalam hidup mereka.
Baca Juga: Jadi Salah Satu Gejala Covid-19, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Mulut Kering
Peningkatan konektivitas selama lucid dream, memungkinkan orang yang bermimpi mengakses kenangan dari kehidupan nyata.
Bahkan, pemimpi terkadang dapat mengontrol tindakan mereka saat lucid dream terjadi di dunia mimpi.
Jika seseorang mengalami kesulitan melakukan lucid dream, maka kualitas tidur adalah penyebabnya.
Lucid dream juga memiliki efek positif pada kesehatan mental bagi beberapa orang.
Alasan umum untuk melakukan lucid dream adalah menyelesaikan masalah, dan mengatasi ketakutan serta mimpi buruk.
Selain itu, alasan lainnya adalah pertumbuhan spiritual dan pekerjaan batin, petualangan kosmik, penyembuhan emosional, mental, dan fisik.
Baca Juga: Atlet Tarung Derajat Sumut Berhasil Merebut Emas dari Tuan Rumah Papua
Namun, lucid dream juga memiliki efek negatif pada kesehatan mental, misalnya kualitas tidur yang buruk, mengakibatkan kelelahan dan lekas marah.
Selain itu, efek buruk lain dari lucid dream adalah kebingungan, disosiasi, psikosis subklinis, serta garis kabur antara mimpi dan kenyataan.
Metode utama untuk menginduksi lucid dream adalah dengan memeriksa realitas sepanjang hari, bangun di tengah siklus tidur, dan mengingat detail dari mimpi sebelumnya.***