Efek Jangka Panjang Covid-19: Rasanya Terkena Kabut Otak dan Bagaimana Menyembuhkannya

20 Februari 2021, 17:55 WIB
Ilustrasi kabut otak /portalsurabaya.com/pexels

 

PR CIREBON - Sudah hampir setahun sejak virus corona atau Covid-19 muncul dan menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia.

Covid-19 sangat mempengaruhi kehidupan kita dengan berbagai cara, dari mulai menimbulkan banyak rasa sakit fisik hingga mengganggu kesehatan mental.

Seiring dengan gejala Covid-19 seperti demam, batuk terus-menerus, dan kelelahan, kabut otak juga menjadi efek jangka panjang terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Ini 3 Bahaya yang Harus Dihindari Akibat Terlalu Sering Makan Mi Instan

Efek samping kabut otak telah terdaftar sebagai salah satu efek jangka panjang dan dikatakan berdampak parah pada kesehatan pasien Covid-19.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Times of India, berikut merupakan penjelasan efek jangka panjang Covid-19, rasanya terkena kabut otak dan bagaimana menyembuhkannya.

Apa itu kabut otak?

Kabut otak adalah kondisi medis parah yang dapat mengganggu fungsi sistem saraf pusat yang menyebabkan gangguan pada kemampuan kognitif kita.

Efeknya, kabut otak dapat mengakibatkan kelelahan mental dan kebingungan.

Selain itu, kabut otak sering kali dapat menyebabkan kurangnya fokus dan konsentrasi, serta dapat memicu masalah memori atau pikiran.

Anda mungkin menghadapi kesulitan dalam mengambil keputusan dan memutuskan hal-hal yang sepele.

 Baca Juga: WHO Catat Jumlah Kasus Covid-19 Harian Menurun Secara Global, Zubairi Djoerban Beri Penjelasan

Bagaimana rasanya menderita kabut otak karena infeksi Covid-19?

Menurut sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam bentuk pracetak di medRxiv, sekitar 58 persen pasien Covid-19 yang sudah lama didapati tanda-tanda kabut otak atau kebingungan mental.

Hal itu menjadikan kabut otak sebagai kondisi yang signifikan dalam daftar efek samping jangka panjang terinfeksi Covid-19 jangka.

Pasien Covid-19 yang menderita kabut otak menjelaskan betapa sulitnya mengartikulasikan pikiran dan ekspresi.

Menurut mereka, mereka harus berpikir lebih keras tentang apa yang ingin mereka katakan atau sampaikan. Beberapa juga mengeluhkan kesulitan berbicara.

Meskipun diketahui, kabut otak bukanlah kondisi medis tetapi ketidakmampuan untuk berpikir atau fokus pada hal tertentu.

 Baca Juga: Kronik Banjir Jakarta: Himbauan Simpan Cadangan Makanan hingga Pengalihan Arus Lalu Lintas

Pengobatan kabut otak

Sayangnya, pengobatan ilmiah untuk kabut otak Covid-19 belum ditentukan, para ahli menyarankan untuk melakukan aktivitas yang mengarah pada ketenangan dan kedamaian mental.

Meditasi, yoga dan aktivitas kreatif dapat membantu meredakan stres mental dan juga menjernihkan pikiran.

Selain itu, tidur yang cukup, aktivitas fisik yang teratur dan manajemen stres yang tepat juga dapat membantu Anda mengatasi kabut otak dengan efisien.***

 
Editor: Tita Salsabila

Sumber: Time of India

Tags

Terkini

Terpopuler