Ikatan Cinta Episode 152: Marah Dikirimi Foto, Akankah Aldebaran Berhenti Perjuangkan Andin?

5 Februari 2021, 07:24 WIB
Andin dan Aldebaran /IG Layar Drama

PR CIREBON - Sinetron Ikatan Cinta masih mendapat tempat di banyak hati para penontonnya. Banyak masyarakat yang hingga mengadakan acara nonton bersama sinetron Ikatan Cinta.

Tidak terasa sinetron Ikatan Cinta sudah memasuki episode 152.

Teka-teki pembunuhan Roy yang perlahan-lahan mulai menemukan titik terang, pupus karena Pak Jaja, mantan satpam di komplek perumahan Nino, meninggal dunia.

Baca Juga: Denmark Berencana Mengembangkan Paspor Digital Virus Corona, Bisa untuk Perjalanan ke Luar Negeri

Alih-alih mendapatkan informasi dari Pak Jaja, Nino, Elsa, dan Rafael mengunjungi Pak Jaja yang saat itu sedang dirawat di ICU karena penyakit diabetes.

Setelah istrinya mempersilakan Nino untuk masuk ke dalam ruangan dan berbicara dengan Pak Jaja, kondisi Pak Jaja justru semakin menurun. Nino yang panik akhirnya memanggil dokter.

Namun sayangnya, kondisi Pak Jaja tidak bisa diselamatkan. Nino yang merasa bersalah karena memaksa untuk menemui Pak Jaja meski dalam kondisi di dalam ICU meminta maaf kepada istri Pak Jaja.

Baca Juga: Farmers Protest, Pemerintah India Matikan Jaringan Internet Tuai Kritik Aktivis hingga Selebritis

“Maaf Bu, saya juga belum sempat bicara dengan Pak Jaja lalu kondisi Pak Jaja langsung menurun,” ujarnya.

Rendy yang diam-diam membuntuti Nino segera memberi tahu Aldebaran tentang meninggalnya Pak Jaja, saksi yang memberatkan Andin dalam persidangan empat tahun silam.

Aldebaran yang saat itu sedang diliputi emosi, tidak begitu menanggapi apa yang disampaikan oleh Rendy.

Baca Juga: Aksi Massa Petani di India Tuai Sorotan, Amerika Serikat Anjurkan Bangun Dialog

Awal mula kemarahan Aldebaran ialah ketika Andin mengirimkan pesan singkat kepadanya yang disusul kiriman foto Andin bersama Rafael saat sedang Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2013 silam di kantor PT Hartawan Sentosa, yang tidak lain adalah perusahan milik Papa dari Aldebaran.

“Mas, kamu percaya takdir?,” isi pesan Andin yang dikirim ke Aldebaran sebelum ia mengirimi fotonya.

Andin yang saat itu sedang berbunga-bunga karena ia percaya akan takdir bahwa dirinya dan Aldebran memang sudah ditakdirkan Tuhan untuk bertemu seperti yang dikatakan Rafael, menunggu jawaban pesannya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kabupaten Kuningan Jumat, 5 Februari 2021: Pagi Berawan dan Sore Hujan Ringan

Keadaan di sisi lainnya, Aldebaran justru terbakar api cemburu. Ia mengira bahwa takdir yang dimaksud Andin adalah Rafael. Aldebaran merasa uring dan berpikir ulang untuk bisa mempertahankan Andin.

Emosi Aldebaran tidak kunjung reda sampai keesokan harinya, bahkan ketika Andin mengirimi kembali pesan melalui voice note di WhatsApp, Al hanya mendengarkan tanpa membalasnya. Ia bahkan berpikir ulang untuk menghadiri undangan mediasi selanjutnya.

Aldebaran yang masih diselimuti emosi sampai terburu-buru pergi dan tidak sempat sarapan di rumah. Sepanjang jalan, ia terus membatin tentang takdir yang Andin maksud juga foto Andin bersama Rafael.

Baca Juga: Pasca Ramai Isu Kudeta Demokrat, Moledoko: Aku Ngopi Kenapa Ada yang Grogi?

“Maksud kamu apa, Ndin, mengirimi foto kamu dengan Rafael? Apa kamu sengaja?,” batin Aldebaran.

Ingatannya juga kembali melesat saat Andin baru keluar dari psikiater, di mana Andin menyampaikan bahwa dokter menyarankan Andin untuk memilih dan mengambil keputusan yang dapat membuatnya nyaman serta mengurangi kecemasan.

“Apa kamu sudah menentukan pilihan kamu Ndin? Apa Rafael adalah keputusan yang kamu pilih? Kalau itu pilihan kamu, saya akan mengikuti keinginan kamu untuk kita bercerai,” lanjutnya dalam hati.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler