Potensi energi hijau Indonesia mencapai 3.600 gigawatt dari berbagai sumber, termasuk matahari, angin, panas bumi, arus laut, ombak, bioenergi, dan hidro.
Terkait potensi hidro, Indonesia memiliki lebih dari 4.400 sungai potensial, termasuk sungai besar seperti Sungai Mamberamo di Papua dengan potensi 24 ribu megawatt dan Sungai Kayan di Kalimantan Utara yang memiliki potensi 13 ribu megawatt untuk digunakan dalam Green Industrial Park di Kalimantan.
Namun, Indonesia juga menghadapi tantangan terkait jarak antara sumber energi hidro dan pusat kebutuhan listrik. Untuk mengatasi ini, pemerintah telah merencanakan transmisi listrik yang menghubungkan sumber hidro dengan pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.
Presiden Jokowi juga menyoroti tantangan pendanaan dan alih teknologi, yang memerlukan investasi dan kolaborasi global.
Ia berharap bahwa World Hydropower Congress akan menjadi wadah kolaborasi yang menghasilkan rekomendasi kebijakan dan meningkatkan investasi dalam energi air untuk ekonomi hijau berkelanjutan.
Acara tersebut juga dihadiri sejumlah pejabat termasuk Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Presiden International Hydropower Association (IHA) Malcolm Turnbull, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, dan Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, serta sejumlah menteri bidang energi dari negara lain.***