SABACIREBON - Presiden Joko Widodo resmi membuka World Hydropower Congress 2023 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Selasa, 31 Oktober 2023.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengharapkan forum ini dapat menghasilkan merekomendasi kebijakan yang berkontribusi pada pelestarian bumi.
Presiden mengungkapkan, apresiasi atas pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah acara tersebut, sembari berharap bahwa keindahan alam Bali akan memberikan inspirasi bagi pembuatan kebijakan yang mendukung kelestarian bumi.
Baca Juga: Polres Cimahi Amankan Pembacok 'pak Ogah'. Pelaku Tersinggung Ucapan Korban.
Ia juga menekankan bahwa saat ini bumi mengalami fase pendidihan global, dan kenaikan suhu bumi yang melebihi 1,5 derajat Celsius dapat mengancam banyak orang di seluruh dunia.
Presiden Jokowi memprediksi dampak perubahan iklim yang mencakup kekurangan air, gelombang panas, banjir pesisir, kekurangan pangan, dan malnutrisi. Ia menekankan bahwa ini adalah ancaman nyata yang harus diatasi.
Indonesia telah berkomitmen mempercepat transisi energi melalui penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dalam skala besar karena negara ini memiliki potensi energi hijau yang melimpah.
Baca Juga: Belum Ada Vaksin, Pemkab Tangerang Optimis Cegah Penularan Mpox Cacar Monyet
Potensi energi hijau Indonesia mencapai 3.600 gigawatt dari berbagai sumber, termasuk matahari, angin, panas bumi, arus laut, ombak, bioenergi, dan hidro.
Terkait potensi hidro, Indonesia memiliki lebih dari 4.400 sungai potensial, termasuk sungai besar seperti Sungai Mamberamo di Papua dengan potensi 24 ribu megawatt dan Sungai Kayan di Kalimantan Utara yang memiliki potensi 13 ribu megawatt untuk digunakan dalam Green Industrial Park di Kalimantan.
Namun, Indonesia juga menghadapi tantangan terkait jarak antara sumber energi hidro dan pusat kebutuhan listrik. Untuk mengatasi ini, pemerintah telah merencanakan transmisi listrik yang menghubungkan sumber hidro dengan pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.
Presiden Jokowi juga menyoroti tantangan pendanaan dan alih teknologi, yang memerlukan investasi dan kolaborasi global.
Ia berharap bahwa World Hydropower Congress akan menjadi wadah kolaborasi yang menghasilkan rekomendasi kebijakan dan meningkatkan investasi dalam energi air untuk ekonomi hijau berkelanjutan.
Acara tersebut juga dihadiri sejumlah pejabat termasuk Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Presiden International Hydropower Association (IHA) Malcolm Turnbull, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, dan Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, serta sejumlah menteri bidang energi dari negara lain.***