Network
PR CIREBON - Beredar narasi yang disebarkan seorang pengguna Facebook Wiro Sableng (Wiro Jak Mania) dengan membawa nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai sosok presiden yang suka berpidato marah-marah dengan menggunakan teks.
Dalam narasi itu, juga dilengkapi unggahan foto Presiden Jokowi dengan tulisan dalam foto yang berbunyi sebagai berikut:
“Saya itu kalo lg MARAH.. SERING LUPA apa yg di OMONGIN, MAKA NYA SAYA pake Tek,” demikian bunyi tulis yang tersemat dalam foto pada Rabu, 1 Juli 2020.
Baca Juga: Miliki Motif Ingin Menguasai Harta, Pelajar 17 Tahun Sampai Hati Habisi Nyawa Seorang Wanita
Selain itu, pengguna Facebook Wiro Sableng juga menambahkan narasi sebagai berikut:
“Kapan Mundur dia sih. Udah merasa bosen saya,” tulis pengguna Facebook Wiro Sableng pada Rabu, 1 Juli 2020.
Berdasarkan hasil penelusuran PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Turn Back Hoax, diketahui bukti yang membantah narasi yang beredar tersebut.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Habib Rizieq Kenakan Sorban Berlogo Palu Arit hingga Dijuluki Bos PKI
Secara detail, ditemukan foto asli Presiden Jokowi yang mengenakan setelan jas dengan dasi merah dan berdiri di podium adalah karya dari Jurnalis Antara News yakni Wahyu Putro A.
Adapun foto tersebut dijadikan sampul pemberitaan nasional untuk artikel berjudul “Pasal MD3 Bikin DPR ‘Perkasa’, Ini Respons Jokowi” yang diunggah pada Selasa, 13 Februari 2018 lalu.
Hanya saja, narasi yang ada dalam foto klaim, ternyata tidak ditemukan pemberitaannya dalam pemberitaan nasional tersebut.
Baca Juga: Hagia Sophia Resmi Ditetapkan sebagai Masjid, Erdogan Tetapkan Ibadah Pertama Berlangsung 24 Juli
Bahkan, seorang Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin juga telah membantah penilaian Pengamat Politik, Rocky Gerung yang mengatakan Presiden Jokowi marah dengan menggunakan teks.
Secara tegas, ia mengatakan bahwa Presiden Jokowi marah tidak menggunakan teks.
“Dari mana bisa dia tahu, mana ada orang marah-marah pakai teks?. Apakah kalau beliau (Jokowi) melihat beberapa poin materi di itu kemudian marah-marah harus pakai teks, sehingga harus dinilai pake gimik itu kan tergantung,” ungkap Ngabalin dalam pernyaaan pada Rabu, 1 Juli 2020.
Baca Juga: Bagai Ketiban Durian Runtuh, Warga Desa di Sulawesi Selatan Temukan Gas Sedalam 75 Meter
Dengan demikian, klaim narasi yang beredar terkait kemarahan Jokowi sudah diatur dan terencana sesuai isi teks pesanan, terbukti salah. Untuk itu, informasi yang beredar dalam narasi itu termasuk dalam kategori Konten yang Salah atau False Context.***
