Dalam penjelasan AFP, berbagai rekaman sejarah menyebutkan bahwa vaksin pertama diperkenalkan pada tahun 1796 oleh seorang dokter Inggris bernama Edward Jenner.
Bahkan, sebelum adanya vaksin masih memakai prosedur medis yang dikenal dengan “variolasi” atau “inokulasi”.
Selain itu, Surat Lady Montagu yang bercerita tentang imunisasi di Turki itu memang bertanggal 1 April 1717. Dia mengirim surat tersebut kepada sahabatnya Sarah Chiswell di London untuk menjelaskan prosedur medis di Turki untuk menangkal penyakit cacar.
Baca Juga: Menristek Apresiasi Robot RAISA untuk Bantu Tenaga Medis Tangani Pasien Covid-19
Namun rupanya, prosedur medis yang digambarkan Lady Montagu di suratnya tersebut dikenal dengan “variolasi”.
Secara lengkap, bagian surat Lady Montagu yang menyebut prosedur medis telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dapat terlihat sebagai berikut:
“Selanjutnya dia membuka bagian yang tubuh yang diinginkan dengan jarum besar (sakitnya tidak lebih dari luka goresan) dan memasukkan racun ke dalam pembuluh darah sebanyak yang bisa ditampung pada ujung jarum, selanjutnya luka itu dirapatkan dengan cangkak, dan dengan cara ini membuka empat atau lima pembuluh darah.”
Baca Juga: Soal Aksi Protes Seorang Pedagang saat PSBB, Wali Kota Cirebon: Hal Wajar, Tapi Jangan Berlebihan
Hal ini berdasarkan linimasa pada situs History Of Vaccine yang dikelola oleh Sekolah Kedokteran Philadelphia. Menurut linimasa tersebut, variolasi yang juga dikenal dengan 'inokulasi' telah dipraktikkan di Tiongkok, Afrika dan Turki sebelum dikenal di Eropa.
Dengan begitu, Lady Montagu dianggap sebagai orang yang membawa praktik medis tersebut ke Inggris. Pasalnya, dia memerintahkan seorang dokter melakukan variolasi pada anak perempuannya di tahun 1721.