Semburan Api Matahari Kian Besar Sejak 2017, Ilmuwan NASA Perkirakan Akhir Siklus Juni 2021

- 1 Juni 2020, 16:00 WIB
Semburan Matahari terbesar sejak 2017 disaksikan oleh NASA.
Semburan Matahari terbesar sejak 2017 disaksikan oleh NASA. //NASA

PIKIRAN RAKYAT - Sebuah fenomena astronomis terlihat baru-baru ini oleh Solar Dynamic Observatory NASA yang mengarah pada aktivitas Matahari.

Lebih detailnya, NASA melihat semburan api matahari terbesar yang sejak terlihat 2017 lalu. Semburan api matahari yang disebut flare matahari ini kerap dikaitkan dengan adanya peningkatan aktivitas bintik matahari yang memunculkan bintik-bintik gelap muncul di permukaannya.

Adapun kemunculan flare matahari ini diduga akan berpotensi merusak komunikasi satelit dan jaringan listrik di bumi.

Baca Juga: Satresnarkoba Bekuk Aktor Film Dwi Sasono, Tersangka Sembunyikan 16 Gram Ganja di Lemari

Meskipun sampai saat ini aktivitas flare ini belum melewati ambang batas yang ditetapkan oleh Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa milik Amerika Serikat.

Seperti yang diberitakan Portal Jember dengan melansir Digital Trends, flare itu menjadi hal menarik untuk diamati peneliti luar angkasa, karena aktivitas flare ini menunjukkan Matahari mulai memasuki fase baru dari siklusnya.

Terlebih, aktivitas Matahari berlangsung amat variatif dalam siklus 11 tahun yang menunjukkan jumlah bintik matahari dan jumlah aktivitas flare Matahari berubah.

Baca Juga: Dokter Italia Berani Sebut Virus Corona Mulai Melemah dan Tak Berbahaya Usai Amati Kasus Kian Turun

Di sisi lain, Matahari diperkirakan sudah berada dalam periode aktivitas minimal yang disebut minimum Matahari.

Dalam arti lain, kemunculan semburan Matahari dalam jumlah besar ini mengindikasikan periode minimum Matahari akan segera berakhir.

Senada dengan membesarnya aktivitas semburan, menjadi tanda akhir dari siklus Matahari yang disebut Solar Cycle 24, sekaligus menjadi awal Solar Cycle 25.

Baca Juga: Saat Gelombang Demonstran Padati Jalanan Amerika, Trump Pilih Bersembunyi dalam Bunker Bawah Tanah

Sementara itu, sejumlah ilmuwan NASA masih memantau jumlah total bintik Matahari yang muncul di permukaannya, guna mengetahui periode minimum Matahari sudah benar-benar mendekati atau belum.

Meskipun demikian, NASA memperkirakan proses pemantauan ini akan memakan waktu lebih dari enam bulan atau bahkan setahun. Sehingga, akhir siklus dimungkin berada pada pertengahan 2021.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Portal Jember


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x