PIKIRAN RAKYAT - Sebuah asteroid terlihat sedang mendekati bumi di tengah pandemi Covid-19.
Batuan raksasa yang dikenal sebagai OR2 1998 itu akan berada hampir 4 juta mil jauhnya dari jarak bumi pad Rabu, 29 April 2020.
Dalam hal ini para ilmuwan mengkllarifikasikannya sebagai asteroid yang memiliki potensi bahaya meski tidak memberikan ancaman bagi bumi dalam waktu dekat ini.
Baca Juga: Cek Fakta: Hoaks Paracetamol P-500 Mengandung Virus Machupo yang Mematikan, Simak Faktanya
Namun dalam gambar yang baru diambil oleh Observatorium Arecibo di Puerto Riko menunjukkan hal yang cukup mengejutkan.
Saat asteroid itu mendekati bumi, gambarannya telihat seperti seseorang yang tengah menggunakan masker.
Hal ini menjadi dikatikan dengan virus corona yang membuat para warganya harus menggunakan masker setiap waktu.
Kepala Radar Planet di Observatorium Arecbo, Anne Virkki mengatakan bahwa fitur fotografi seperti bukit kecil dan pengunungan di salah satu ujung asteroid OP2 1998 menjadi menarik secara ilmiah.
Baca Juga: Cek Fakta: Hoaks Paracetamol P-500 Mengandung Virus Machupo yang Mematikan, Simak Faktanya
"Tapi karena kita semua berpikir tentang Covid-19, fitur-fitur ini membuatnya tampak seperti OR2 1998 yang terlihat memakai topeng," ujar Virkki.
Asteroid yang disebut memiliki potensi bahaya ini memiliki diameter lebih dari 500 kaki dan lebih dekat dari 650.000 mil ke bumi.
"Meskipun asteroid ini tidak diproyeksikan berdampak pada Bumi, namun penting untuk memahami karakteristik dari jenis objek ini untuk meningkatkan teknologi mitigasi dari risiko-dampak," katanya seperti yang diberitakan oleh USA Today.
Asteroid itu telah melaju dengan kecepatan hampir 20.000 mph sejak ditemukannya pada tahun 1998.
Baca Juga: Kepastian Haji 1441 Diumumkan dalam Waktu Dekat, Pemerintah Indonesia Siapkan Skenarionya
Ia mengatakan asteroid ini memang mendekati bumi, namun tidak akan melaju lebih dekat dalam beberapa minggu mendatang.
"(Asteroid) akan melewati bumi sekitar 3,5 kali lebih dekat dibandingkan dengan tahun ini," ujar peneliti di observatorium, Flaviane Venditti.***