Cara Para Guru di Cirebon Tingkatkan Budaya Literasi, dari Khataman Buku hingga Sayembara Puisi

- 30 Januari 2020, 14:18 WIB
ILUSTRASI Guru dan siswa Sekolah Dasar Negeri.*
ILUSTRASI Guru dan siswa Sekolah Dasar Negeri.* /DOK pribadi//

PIKIRAN RAKYAT -  Guna meningkatkan keterampilan menulis dan membaca di kalangan masyarakat Indonesia khususnya para generasi muda, budaya literasi dalam hal tersebut harus terus ditingkatkan.

Pemerintah pusat, provinsi, maupun daerah hingga kini juga sudah banyak mencanangkan program budaya literasi di Indonesia, termasuk di Kabupaten Cirebon.

Baca Juga: Menteri Desa Ikut Komentari Kebijakan Mendikbud Nadiem Makarim soal Kampus Merdeka

Hal tersebut dibenarkan oleh Seorang guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Depok, Kabupaten Cirebon, Muhammad Ikhsan.

Ia mengatakan bahwa di Kabupaten Cirebon memang sedang digencarkan budaya literasi.

Bahkan sampai ada sekolah yang menetapkan aturan bagi siswa untuk membaca secara khatam, satu buku dalam satu bulan.

Kemudian pemerintah setempat juga sangat mendukung hadirnya Pengembangan literasi dengan mengadakan berbagai lomba yang bertempat di perpustakaan daerah Cirebon.

Baca Juga: Menteri Desa Ikut Komentari Kebijakan Mendikbud Nadiem Makarim soal Kampus Merdeka

“Banyak lomba yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat berkaitan dengan literasi, lomba tersebut di antaranya sayembara penulisan karya berupa puisi, cerpen, dan artikel yang diikuti oleh beberapa sekolah yang ada di Kabupaten Cirebon," ujar guru yang akrab disapa Kang Ican saat dihubungi melalui Whatsapp oleh Pikiran-Rakyat.com pada Kamis 30 Januari 2019.

Kemudian pemerintah juga bekerjasama dengan para penulis daerah setempat, dengan mengadakan seminar inspiratif tentang sebuah proses kreatif penulisan karya sastra.

“Ada juga seminar inspiratif tentang proses kreatif menulis sastra, yang menjadi pematerinya penulis-penulis daerah setempat yang sudah berkompeten di bidangnya,” tambah Kang Ican.

Baca Juga: Jadi Simbol Euforia Sepakbola Cirebon Sejak 1962, Apa Kabar Tim PSGJ?

Dari hasil belajar budaya literasi, pemerintah setempat maupun guru mengapresiasi dengan membuat sebuah kumpulan karya-karya siswanya dalam bentuk antologi.

“Jadi sebetulnya literasi bukan hanya membaca dan membuka buku saja, tapi harus ada pengaplikasian berupa tulisan, sampai ada beberapa sekolah itu yang menerbitkan antologi puisi siswa kelas sembilan, tapi saya lupa nama sekolahnya,” ujarnya.

Kang Ican mengatakan untuk di sekolahnya sendiri beliau memberikan arahan kepada para siswanya untuk terus membaca. Karena dengan membaca mereka akan terbiasa menulis dan karyanya bisa dikirim ke media-media.***

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x