PSG Langgar FFP karena Memperpanjang Kontrak Kylian Mbappe ?

26 Mei 2022, 23:26 WIB
Kylian Mbappe, pesepakbola asal Prancis./ Instagram/ @k.mbappe /

SABACIREBON – Kylian Mbappe sedang ramai dibicarakan. Apalagi setelah menyatakan batal ke Real Madrid. Seperti diketahui, Kylian Mbappe memilih untuk memperpanjang kontrak di Paris Saint-Germain (PSG).

Dengan demikian, terjadi pembengkakan nilai transfer di PSG. Yakni soal Kylian Mbappe yang menetap di PSG.

Presiden UEFA Aleksander Ceferin mengkritik kontrak baru Kylian Mbappe di PSG. Ceferin mengatakan, Real Madrid mengajukan tawaran yang sama untuk Kylian Mbappe.

Baca Juga: AS Roma Juara UEFA Europa Conference League untuk Pertama Kalinya, Jose Mourinho Makin Betah

Kylian Mbappe dilaporkan menjadi pemain dengan bayaran tertinggi dalam sejarah sepakbola dengan menerima kontrak baru di Parc des Princes pada 21 Mei 2022.

Pemain berusia 23 tahun itu menolak proposal transfer gratis ke Real Madrid dalam prosesnya. La Liga kemudian mengecam PSG karena mengajukan tawaran yang mereka sebut sebagai skandal.

Ceferin menolak anggapan bahwa UEFA telah mengabaikan pelanggaran peraturan financial fair play (FFP) sambil mengklaim bahwa protes dari La Liga itu munafik mengingat laporan menyebutkan Madrid juga siap menawarkan kontrak dengan jumlah yang sama pada Mbappe.

"UEFA memiliki aturan financial fair play yang cukup ketat. Siapa pun yang akan menghormati aturan kami dipersilakan untuk bermain di kompetisi kami. Siapa yang tidak menghormati aturan tidak akan," ujarnya, dikutip UEFA.

"Dengar, bukan Real Madrid atau siapa pun yang memberitahu UEFA tentang apa yang harus kami lakukan. Mereka marah dari satu sudut pandang dan, sejauh yang saya tahu, tawaran mereka mirip dengan tawaran PSG," jelasnya.

Baca Juga: NTC Dream bakal Lakukan Steaming Langsung untuk LP Keduanya

Anak perusahaan Qatar Investment Authority (QIA) bernama Qatar Sports Investments menyelesaikan proses akuisisi PSG pada 2011. Sejak saat itu, membantu klub mengubah reputasi mereka menjadi kekuatan elite di Ligue 1 dan Eropa.

Keputusan UEFA untuk terus mengizinkan klub yang dikelola negara telah menjadi bahan perdebatan, tetapi Ceferin tidak melihat alasan yang sah mengapa perubahan pada aturan kepemilikan saat ini harus dilakukan.

"Saya sudah mengatakan itu berkali-kali dan saya akan mengatakannya lagi, beri tahu saya satu argumen mengapa mereka tidak boleh menjadi pemilik klub," katanya.

"Jika Anda mengatakan bahwa klub adalah milik para penggemar, tidakkah Anda berpikir bahwa klub Inggris lainnya memiliki pemilik – mereka memiliki pemilik dari Amerika Serikat, beberapa dari Timur Tengah, mereka memiliki pemilik dari Inggris. Jadi situasinya sama dan saya sangat lelah dengan tuduhan-tuduhan ini tanpa dasar yang konkrit. Saya ingin tahu siapa yang melanggar aturan dan jika Anda melanggar aturan maka Anda akan dihukum," bebernya.***

Editor: Agit Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler