Gratiskan Biaya Tol..! Mungkinkah?

- 20 April 2023, 11:17 WIB
Imam Wahyudi, Wartawan senior dan pemerhati sosial  politik./iW
Imam Wahyudi, Wartawan senior dan pemerhati sosial politik./iW /

PERJALANAN  lancar dan nyaman sebatas angan. Semasa arus mudik lebaran tak terhindarkan. Bila itu yang terjadi, seperti tayangan reportase TV -- menggratiskan biaya jalan tol -- hendaknya jadi solusi. mengapa tidak?! Termasuk arus balik nanti, paling lama "cuma" sepekan.

Tak perlu risih meniru Malaysia. Pemerintah Negeri Jiran itu menggratiskan biaya tol, selama masa mudik lebaran. Pemerintah kita juga sangat berkepentingan dengan keberlangsungan tradisi itu. Nyaris semua aparat bergerak. Utamanya, Korlantas Polri dan Kemenhub. Meliputi semua jenjang wilayah dan daerah. Mentradisi pula agenda tradisi. Berupa antisipasi bertajuk "rekayasa lalulintas di jalan tol".

Tak terhindarkan, kepadatan lalulintas kendaraan. Bahkan di antaranya hingga stagnan alias macet total. Sejak lama sudah berlangsung. Berpuluh tahun silam. Sebelum dikenal jalan tol kini. Jagorawi merupakan jalan tol pertama, sejak 1978.

Dewasa ini, jalan tol tak sepenuhnya sebagai solusi. Kepadatan lalulintas nyata adanya. Boleh dikata, cuma berpindah tempat. Sebelumnya dominan di jalan raya provinsi. Sekarang berlangsung di jalan tol. Jangankan pada musim mudik, nyaris pada setiap akhir pekan.

Baca Juga: Polres Majalengka Terapkan Sistem Buka Tutup di Rest Area KM 166, Apabila Terjadi Ini

Jalan tol tak laik lagi sebagai "bebas hambatan". Tak pula bersesuaian pesan rambu kecepatan berkendara. Minimal 60 km/jam dan maksimal 80 km/jam, nyaris tak berlaku. Faktual di ruas tol Jakarta-Cikampek kini rerata 35,6 km/jam. Itu pun dinilai peningkatan dari sebelumnya cuma 28,3 km/jam.

Hal faktual lain, soal operasional jalan tol. Muncul wacana pengaturan untuk mengurai beban atau volume pengguna. Mulai dari penerapan ganjil-genap, jam operasional angkutan barang hingga lanjut khusus bus. Maknanya over loaded.

Dalam setiap proposal pembangunan jalan tol, lazim ditandai narasi "demi memperlancar lalulintas kendaraan". Terkait distribusi barang dan jasa bagi pertumbuhan ekonomi. Tentu, tujuan utama hemat waktu perjalanan. Tak ada keraguan, siapa pun sepakat.

Halaman:

Editor: Otang Fharyana

Sumber: Tulisan Opini


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x