SABACIREBON - Di malam tanggal ganjil bulan Ramadhan.
Menjelang tengah malam, sepasang suami isteri berjalan menuju sebuah mesjid.
Mereka berpapasan dengan dua orang Hansip yang sedang bertugas menjaga komplek perumahannya.
Saling tegur sapa. Layaknya kebiasaan warga di komplek itu.
Dengan nada gurau, salah seorang Hansip melontarkan peranyaan: "Ari Hansip bisa kenging lailatul qadar?" (Kalau Hansip bisa dapat lailatul qadar?)
"Ke atuh urang tanya ka ustadz," jawab laki laki yang hendak ke mesjid itu. (Nanti, mau tanya ustad)
Baca Juga: Pemain Persib Marc Klok, Sampaikan Kabar Ini Dari TC di Korea Selatan, Lawan Berat dan..
Di sepuluh malam terakhir, bantak muslimin dan muslimat yang pergi ke mesjid.
Untuk beritikaf. Beribadah mengharap meraih lailatul qadar.
Lailatul qadar adalah malam yang super istimewa.
Hanya terjadi di bulan Ramadhan. Di malam lailatul qadar itu, seseorang yang beribadah akan mendapat pahala seperti ibadah 1.000 bulan atau seperti ibadah selama 83 tahun lebih.
Betapa masygulnya Hansip itu. Ia merasa tak bisa meraih lailatul qadar. Ia tak bisa beritikaf di mesjid.
Beribadah seperti pasangan suami isteri itu.
Ya pak Hansip memang harus bertugas. Menjaga komplek perumahan dari gangguan keamanan.Menjaga agar warga komplek perumahan hidup tenang.