Wakil Ketua MPR Ajak Teladani Pribadi Nabi Muhammad SAW di Momen Maulid Nabi

- 18 Oktober 2021, 21:00 WIB
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengajak meneladani pribadi Nabi Muhammad di momen Maulid Nabi beberapa waktu lagi.
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengajak meneladani pribadi Nabi Muhammad di momen Maulid Nabi beberapa waktu lagi. /ANTARA

PR CIREBON - Jazilul Fawaid, Wakil Ketua MPR RI, mengajak umat Islam untuk semakin meneladani perilaku Rasulullah.

Hal ini ia sampaikan kepada umat Islam untuk menjadikan momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam.

Jazilul Fawaid atau Gus Jazil mengatakan bahwa sudah selayaknya apa yang kita lakukan harus sesuai dengan apa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: 20 Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H, Cocok untuk Caption Medsos

"Sudah selayaknya apa yang kita lakukan harus sesuai dengan apa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW," ujar Jazilul yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dalam laman ANTARA pada 18 Oktober 2021.

Dirirnya menilai bahwa Nabi Muhammad SAW tidak hanya meneladani umatnya tentang bagaimana beribadah dalam urusan akhirat, tapi juga meneladani dalam urusan dunia atau keduniawian yang banyak sekali memberi contoh dan solusinya apabila ada masalah atau persoalan.

Menurut Gus Jazil, dalam urusan dagang, Nabi Muhammad SAW memberikan banyak resep bagaimana dagangan laris tanpa berbuat curang.

Baca Juga: 15 Quotes Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 2021, Bisa untuk Caption di Media Sosial

Nabi Muhammad SAW juga memberikan resep bagaimana dagangan laris tanpa merugikan orang lain dengan menerapkan prinsip kejujuran.

Gus Jazil juga mengatakan bahwa Nabi membawa umatnya kepada kehidupan yang terbuka dan berpendampingan dengan umat yang lain.

"Nabi membawa umatnya kepada kehidupan yang terbuka dan berdampingan dengan umat yang lain," ujarnya.

Dirinya menambahkan bahwa pada masa kehidupan Nabi, di sana juga ada kehidupan kaum Nasrani, Yahudi, dan penganut-penganut kepercayaan yang lain.

"Pada masa kehidupan Nabi, di sana juga ada kehidupan kaum Nasrani, Yahudi, dan penganut-penganut kepercayaan yang lain," ujarnya Gus Jazil.

Baca Juga: Berikut Amalan-Amalan Sunnah Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW 2021, Salah Satunya Puasa Senin-Kamis

Namun, untuk hidup berdampingan dengan umat lain, kata Jazilul, Nabi Muhammad juga memiliki resep dan membuat perjanjian.

Pada masa itu di Madinah, hidup dengan berbagai macam umat beragama dan kepercayaan yang lain.

Di lingkungan umat Islam juga ada dua kelompok, yaitu kaum Muhajirin dan juga kaum Anshar.

Gus Jazil mengatakan bahwa dengan perbedaan yang ada, Nabi ingin mempersatukan, dengan ikatan hukum yang disepakati bersama.

"Perbedaan yang ada oleh Nabi ingin dipersaudarakan, dipersatukan, dengan ikatan hukum yang disepakati bersama," ujarnya.

Baca Juga: 20 Link Twibbon Maulid Nabi 2021, Segera Ambil dan Sebarkan di Media Sosial

Sebelum mempersaudarakan umat Islam dengan umat yang lain, Nabi lebih dahulu mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar.

"Sebelum mempersaudarakan umat Islam dengan umat yang lain, Nabi lebih dahulu mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar," ujarnya.

Namun, Nabi lebih dahulu menyelesaikan masalah internal umat Islam.

Menurutnya, setelah sesama umat Islam saling bersaudara, Nabi membuat perjanjian dengan umat lainnya.

Hal ini disebut dalam Piagam Madinah, katanya, piagam itu menjadi aturan bersama seluruh umat yang lain.

Baca Juga: 20 Link Twibbon Maulid Nabi Muhammad SAW 2021, Sambut Kelahiran Baginda Rasulullah

Piagam ini juga wajib meneladani bagaimana Nabi menyelesaikan perbedaan dan kepentingan antarumat.

Gus Jazil juga mengatakan bahwa Nabi mencontohkan jika ada perbedaan kepentingan dengan yang lain, cara yang dilakukan adalah musyawarah.

Ujarnya, sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW di Madinah hingga lahirnya Piagam Madinah merupakan pengalaman hidup yang tepat di tengah masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Baca Juga: 20 Link Twibbon untuk Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW 19 Oktober 2021

Namun, menurut Gus Jazil, sama seperti kehidupan di Madinah pada masa itu, yaitu kehidupan beragama di Indonesia juga kehidupan beragam.

Keberagaman yang ada pada masa itu bisa dipersatukan oleh Nabi, dengan kesepakatan hukum dan musyawarah.

Gus Jazil mengatakan bahwa kita saat ini hidup di tengah keragaman dan harus dikelola dengan cara musyawarah seperti yang dilakukan Nabi pada saat di Madinah.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x