Masyarakat Bisa Cegah Politik Dinasti, Pengamat Sebut Caranya hingga Buat Kapok Pelaku

27 Juli 2020, 12:10 WIB
ILUSTRASI partai politik mengusung calon di Pilkada.*/DOK. KABAR BANTEN /

PR CIREBON - Fenomena oligarki dan dinasti politik tengah berkembang kembali di beberapa daerah di Indonesia, termasuk yang terjadi di Solo dengan adanya Putra Sulung Presiden Jokowi maju dalam Pilkada.

Untuk itu, seorang Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai bahwa masyarakat nampak memaklumi fenomena yang salah tersebut.

"Pada saat kita memutuskan demokrasi sebagai cara kita mendapatkan pemimpin, hal-hal seperti oligarki dan dinasti politik mesti kita maklumi," ungkap Hendri dalam dialog bersama RRI di Jakarta pada Minggu, 26 Juli 2020.

Baca Juga: Dua Kantor Merdeka Disebut Tak Harmonis saat Pandemi, Anies Baswedan: Virtual Buat Gak Keliatan

Menurut Hendri, fenomena ini dianggap maklum karena tidak ada peraturan yang dilanggar kepada peserta yang memanfaatkan dinasti politik ini, sehingga mereka bebas mencalonkan diri di dunia politik.

Adapun kini, masyarakat umum dapat mulai mencegah fenomena dinasti politik ini dengan tiga cara, dimulai dari kerabat yang menjabat tidak mengijinkan kerabat lainnya untuk ikut berkontestasi.

Berlanjut yang kedua dengan saudara kerabat yang sedang menjabat harus punya kesadaran untuk tidak memanfaatkan kerabatnya yang berkuasa itu.

Baca Juga: Polemik Kematian Editor Metro TV, Kriminolog Sebut Tewasnya Yodi Prabowo Dirancang Bak Bunuh Diri

"Pertama, kerabat yang sedang menjabat tidak mengijinkan kerabat lainnya untuk ikutan kontestasi atau ikut terjun memanfaatkan jabatannya. Kedua, saudara dari kerabat yang sedang menjabat ini tidak mau atau tidak memanfaatkan kerabatnya yang sedang berkuasa saat itu," papar Hendri.

Hingga yang terakhir adalah dengan para pemilihnya sendiri yang harus tegas untuk tidak memilih para kerabat dari yang berkuasa tersebut.

"Nah, yang terakhir, yang paling ampu menurut saya, tidak dipilih oleh rakyat," jelasnya.

Baca Juga: Tak Sadar Menderita Kanker Langka hingga Tumor, Seorang Wanita Miliki Feses Aneh Berwarna Perak

Sedangkan dalam sejarahnya, fenomena ini seringkali terjadi di tingkat daerah, terutama saat Pilkada langsung dilaksanakan, semakin merebak jelas di lingkungan sanak-saudara mereka.

Hanya saja, berdasarkan hasil pengamatannya selama ini, ada sebuah daerah yang dijabat oleh Bupati yang masih satu keluarga dengan kontestan Pilkada selanjutnya.

Artinya, istri pertama jadi Bupati terus di pilkada lalu berlanjut istri kedua yang ikut politik dan begitu seterusnya.

Baca Juga: Kalahkan Retno Marsudi dengan Lawatan Luar Negeri Terbanyak, Netizen: Baiknya, Prabowo Jadi Menlu

"Bahkan ada yang sedahsyat itu. Jadi untuk mencegah itu supaya kapok ya nggak usah dipilih," tegasnya.

Dengan demikian, Hendri juga berpesan kepada para peserta pemilu yang memanfaatkan momen dinasti politik ini untuk menjaga demokrasi di negara ini.

Salah satunya adalah masyarakat harus memilih wakil rakyat yang sesuai dengan hati nurani, bukan karena tren politik semata.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler