Raker Singgung Soal Kalung Anti Virus Corona Kementan, DPR: Penemuan ini Tidak Perlu Diperdebatkan

7 Juli 2020, 14:08 WIB
Produk kalung anti virus corona yang baru diluncurkan Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI). (Dok. Badan Litbang Pertanian Kementan) /

PR CIREBON - Produk inovasi milik Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan), yaitu kalung aromaterapi berbahan dasar tanaman eucalyptus yang diklaim mampu membunuh virus corona disinggung oleh sejumlah anggota Komisi IV DPR saat rapat kerja (raker).

Salah satu anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PDIP, Mindo Sianipar, menilai bahwa informasi terkait produk inovasi kalung eucalyptus diharapkan tidak memberi kesalahpahaman bagi masyarakat.

Hal itu mengingat hasil temuan tersebut sama sekali belum melewati uji praklinis maupun uji klinis.

Baca Juga: Dirancang agar Tidak Bisa Diakses Tiongkok, TikTok Putuskan Hengkang dari Pasaran Hong Kong

"Secara teknologi saya enggak yakin itu pak. Kalau Bapak memakai (kalung) itu sekarang, nanti masyarakat jadi berlomba-lomba memakai karena menterinya memakai itu. Padahal, belum tahu kita ini," kata Mindo dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Kementerian Pertanian di Jakarta, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.

Senada dengan Mindo, Anggota Komisi IV lainnya dari fraksi Partai Demokrat yaitu Suhardi Duka, menjelaskan bahwa sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsi (tupoksi), produk kesehatan dan obat-obatan seharusnya dikeluarkan dari Kementerian Kesehatan.

Ia berpendapat, hasil temuan tanaman eucalyptus ini menjadi sulit dipercayai masyarakat jika diedarkan dari Kementerian Pertanian, yang sesuai tupoksinya, salah satunya menjaga ketahanan pangan bukan kesehatan.

Baca Juga: Inspiratif dan Menggugah Emosi Masa Muda, 8 Lagu Terbaik IU Cocok untuk Rayakan Tonggak Usia 20-an

"Hanya memang tidak bagus kalau Kemenkes yang mengungkapkan soal bibit padi baru. Ini sama halnya saya kira. Kalau obat-obatan harus masuk dalam uji klinis, farmasi dan sebagainya, adalah tupoksi Kemenkes," kata Suhardi.

Sementara itu, Anggota Komisi IV dari fraksi Partai NasDem, Ahmad Ali, mengapresiasi kinerja dan kontribusi Kementan, khususnya Balitbang Pertanian yang menemukan khasiat tanaman eucalyptus dalam membunuh virus corona.

Ia berpendapat bahwa penemuan ini tidak perlu diperdebatkan. Ia kemudian memperingatkan Kementan untuk lebih cermat dalam menyebarluaskan informasi agar inovasi kalung tersebut tidak menimbulkan kegaduhan bagi masyarakat.

Baca Juga: Cek Fakta: Viral Foto Obama Kecil Berjabat Tangan dengan Presiden Soekarno, Simak Faktanya

"Saya mungkin lebih tepat mengatakan ini sebagai kalung kesehatan atau apa pun namanya, sehingga kemudian orang tidak terjebak, karena hingga saat ini dunia belum ada yang berani mengklaim penemuan betul atau efektif membunuh virus ini," kata Ahmad Ali.

Produk kalung eucalyptus milik Kementan memiliki formula yang sama dengan produk lainnya, seperti "roll on", inhaler, balsam dan minyak aromaterapi yang berbasis nanoteknologi.

Kalung aromaterapi temuan Balitbangtan diformulasikan berbasis minyak Eucalyptus sp. dan didesain dengan teknologi nano dalam bentuk serbuk dan dikemas dalam kantong berpori.

Baca Juga: Ketenaran Tak Mengubah Siapa pun, 8 Bukti BTS Tetap Humble dan Membumi Meski Menjadi Worldwide Star

Produk ini nantinya akan mengeluarkan aroma secara lepas lambat (slow release) sehingga berfungsi sebagai aromaterapi selama jangka waktu tertentu.

Untuk mendapatkan efek aromaterapi yang optimal, penggunaannya dilakukan dengan cara menghirup aroma dari lubang-lubang kemasannya.

Balitbangtan menjelaskan bahwa produk berbentuk kalung akan memudahkan kita dalam menghirup aromaterapi setiap 2-3 jam sekali selama 5-15 menit dihirup agar mampu menonakifkan virus yang berada di rongga hidung.***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler