PR CIREBON – Beberapa waktu ini heboh di media sosial terkait pembicaraan obat pertama untuk Covid-19.
Dikabarkan jika obat baru bernama Molnupiravir disebut efektif untuk mencegah Covid-19.
Hal ini mengundang pertanyaan dari berbagai orang, terkait kebenaran apakah obat Molnupiravir ini terbukti efektif untuk mengatasi Covid-19.
Baca Juga: Terungkap! Misteri Seong Gi Hun dengan Rambut Merah di Ending Drama Squid Game Kini Terpecahkan
Melalui akun Twitternya, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban angkat bicara menjelaskan terkait Molnupiravir.
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Twitter @ProfessorZubairi, ia membeberkan profil Molnupiravir yang disebut sebagai si Tukang Tipu.
Kebenarannya, obat Molnupiravir bukan menipu bahwa ia tidak efektif untuk menangani virus Covid-19.
Professor Zubairi Djoerban menyebut jika obat Covid-19 yang pertama ini dirancang untuk menipu virus sehingga akan efektif untuk menangani Covid-19.
Melalui cuitannya di Twitter, Professor Zubairi Djoerban menjelaskan profil obat Molnupiravir, di antaranya sebagai calon obat oral pertama pasien Covid-19, dirancang menipu virus agar tak bereplika, dan mengurangi risiko rawat inap dan kematian 50 persen.
Bukan hanya itu, Molnupiravir disebut mengurangi risiko rawat inap dan kematian 50 persen, digunakan untuk pasien gejala ringan-sedang, dan berguna lawan Ebola, Chikungunya, Influenza.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini 5 Oktober 2021: Cancer, Leo, dan Virgo Ini adalah Hari yang Baik untukmu
Namun, Professor Zubairi menyatakan jika kefektifitasan obat Molnupiravir harus menunggu uji klinis tiganya.
Di sisi lain, Dokter Alumni Medizinische Fakultät der Freien Universitaet Berlin, Dr. Samuel L. Simon SpKK, menanggapi terkait kabar obat Molnupiravir.
Melalui akun Twitternya @DrSLSimonSpKK, ia menilai jika Molnupiravir bukanlah obat Covid-19.
Ia menjelaskan jika virus tidak ada obatnya. Vaksin juga hanya berperan untuk mengurangi beratnya sakit dan mengurangi angka kematian.
Demikian juga dengan obat oral pertama Covid-19, Molnupiravir yang hanya berperan seperti vaksin namun berbentuk obat.
“Lah Virus mah ga ada obatnya,” ucap @DrSLSimonSpKK, seperti yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com.
Baca Juga: Atta Halilintar Sebut Kemungkinan sang Calon Buah Hati Jadi Pemain Bola, Aurel: Sayang ini kan Cewek
“Vaksin kan juga dikatakan mengurangi beratnya sakit dan mengurangi angka kematian. Obat Molnupiravir katanya juga begitu tapi harganya jutaan,” tambahnya.
Dr. Samuel juga menanggapi cuitan Denny Siregar yang menilai jika obat ini akan meruntuhkan saham-saham perusahaan farmasi vaksin.
“Apakah pasien demam doang langsung dikasih obat itu berharga jutaan? Gunakan akal sehat aja deh,” tegasnya.***