SABACIREBON-Dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak diserahkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI kepada Pemda Kota Cirebon, kondisi kawasan Stadion Bima Cirebon makin kumuh.
Puluhan, bahkan ratusan lapak liar Pedagang Kaki Lima (PKL), tampak menyesaki sekeliling stadion yang berada di kawasan ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Cirebon tersebut.
Bejubelnya lapak liar PKL yang ada, membuat kawasan Stadion Bima Kota Cirebon kini tak ubahnya bak pasar tradisional. Bahkan mungkin lebih buruk karena memang bagunannya tak beraturan.
Baca Juga: Ribuan Buruh di Majalengka Gelar Aksi Demo, Tuntut Kenaikan Upah Naik 38 Persen
Rata-rata para pedaganh membuat lapaknya terbuat dari bahan bambu, dan tak sedikit juga dari kayu. Mirisnya kain poster bekas yang sudah lapuk tampak dipasang untuk menyekat ruang antar pedagang.
Salah satu dampak dari dibiarkannya kondisi PKL liar di kawasan Stadion Bima Kota Cirebon tersebut, munculnya sejumlah lapak yang menyediakan sound bernyanyi seperti untuk karaoke.
Seperti di ujung jalan tidak jauh dari pintu gedung Fakultas Kedokteran UGJ, di salah satu kios PKL kerap terdengar nyanyi-nyanyi. Sementara tak jarang juga dijadikan tempat nongkrong sejumlah perempuan.
Sementara itu, belakangan juga muncul kafe yang bangunannya dari bambu dan kayu. Bila malam kafe ini beroperasi dengan dihiasi lampu warna-warni layaknya kafe-kafe pada umumnya.