Ketiganya pecatan tentara, prajurit TNI Angkatan Darat yang diberhentikan dengan tidak hormat karena diduga terlibat narkoba dan mangkir tanpa cuti resmi.
Ketiganya berpangkat kopral, dengan salah satunya mantan Penjaga Pramuka, yang konon terlatih dalam perang hutan anti-gerilya, penggerebekan, penyergapan, pertempuran jarak dekat, perang kota, dan sabotase.
Kepala Kepolisian Nasional Filipina Jenderal Rodolfo Azurin Jr. dalam konferensi pers bersumpah untuk menggunakan segala cara untuk mengidentifikasi, menangkap, dan menuntut dalang dan pelaku di balik pembunuhan brutal Degamo.
Baca Juga: Harga Tanah di Langganan Banjir Kawasan Andir Kabupaten Bandung Mulai Naik. Ini Penyebabnya
"PNP telah bekerja tanpa henti untuk menemukan tersangka lain yang terlibat dalam penembakan Gubernur Degamo dan konstituennya di kediamannya kemarin," kata Azurin dalam sebuah pernyataan, Minggu.
"SITG (Special Investigation Task Group) bekerja ganda dengan rekan-rekan AFP (Angkatan Bersenjata Filipina) kami untuk memastikan bahwa tersangka yang tersisa akan ditangkap dan keadilan akan ditegakkan secepat mungkin," tambahnya.
Angkatan Darat Filipina, pada bagiannya, mengutuk "tindakan pengecut" para pelaku, terutama mereka yang sebelumnya bertugas sebagai anggota Angkatan Bersenjata.
"Menurut laporan polisi, para tersangka yang ditangkap adalah mantan tentara Angkatan Darat. Mereka diberhentikan secara tidak hormat dari dinas militer beberapa tahun yang lalu karena tidak memenuhi standar disiplin di antara jajaran kami."
"Sebagai organisasi yang sangat profesional, PA tidak memaafkan penggunaan seragam, senjata api atau lencana yang tidak sah oleh kelompok atau individu mana pun," kata juru bicara Angkatan Darat Kolonel Xerxes Trinidad dalam sebuah pernyataan Sabtu malam.***