Dalam side event, diselenggarakan Forum Bisnis sebagai sarana bagi eksibitor untuk melakukan B-to-B dengan pelaku usaha dan bertemu dengan Asosiasi pengusaha Turki.
Hadir sebagai pembicara adalah Dubes RI untuk Turki, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kementerian Perdagangan RI, Merry Maryati, dan Presiden IHSIAD Turki, Nurullah Sahin.
“Hubungan historis antara Turki dan Indonesia harus menjadi dasar peningkatan hubungan ekonomi yang masih belum optimal saat ini" ungkap Dubes RI untuk Turki.
"Sebagai negara muslim terbesar, Indonesia harus memanfaatkan industri halal sebagai ceruk pasar. Di Asia Tenggara misalnya, Indonesia masih tertinggal dari Thailand dan Malaysia dalam mengekspor produk halal ke dunia internasional dan ini menjadi tantangan bersama" lanjutnya.
Dubes RI selanjutnya menganalogikan produk Nutella sebagai contoh kerja sama Turki dan Indonesia di mana produk tersebut mengandung cokelat dan minyak sawit dari Indonesia sementara hazelnut dari Turki.
“Kita butuh lebih banyak lagi “Nutella-Nutella" lainnya dimana Indonesia dan Turki adalah mitra yang saling melengkapi", kata Dubes RI.
Perjanjian IT-CEPA (Indonesia-Turkiye Comperehensive Economic Partnership Agreement) diharapkan akan menjadi pendorong kerja sama ekonomi yang lebih strategis.
Sementara itu, Merry Maryati mengharapkan keikutsertaan dalam Halal Expo dan forum bisnis dapat menjadi titik awal bagi eksibitor Indonesia mengenal karakteristik pasar Turki dan menghasilkan kesepakatan bisnis.
OIC Halal Expo dan World Halal Summit adalah pameran serta pertemuan bertema produk halal terbesar di dunia yang diadakan tiap tahun.