Indonesia juga pada bulan lalu dengan tegas mengatakan kekhawatirannya terhadap AUKUS yang dapat menyebabkan perlombaan senjata di kawasan regional.
Pasalnya kesepakatan itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan di Laut China Timur dan Selatan, yang menyalurkan triliunan dolar pengiriman dan setara sepertiga dari perdagangan global.
Baca Juga: Di Latihan PSG, Neymar Beri Tendangan ke Kaki Ander Herrera sampai Terjungkal Kesakitan
Berbeda dengan Indonesia dan Malaysia, Filipina yang merupakan sekutu perjanjian pertahanan AS justru mendukung hal tersebut.
Filipina bahkan mengatakan jika AUKUS diperlukan untuk penyeimbang China di kawasan tersebut yang terus menjadi agresif.
Malaysia sebelumnya mengatakan akan mencari pandangan lain mengenai masalah tersebut dengan China bersama negara-negara ASEAN.
Baca Juga: Idolakan Indro Warkop Sejak Kecil, Inul Daratista: Bersama Orang Hebat..
Melihat hal tersebut, Sekjen PBB Antonio Guterres juga sudah memperingatkan tentang meningkatnya ketegangan antara China dan AS.
Ia khawatir persaingan antara kedua negara tersebut akan membawa dunia menuju dua setelan aturan ekonomi, perdagangan, keuangan dan teknologi.
"Ini mungkin menjadi bencana. Ini akan jauh lebih sulit diprediksi daripada Perang Dingin,” kata Guterres yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Infopublik.