Network
PR CIREBON - Korea Utara kali ini telah melakukan uji coba peluncuran rudal balistik melalui kapal selam.
Peluncuran rudal balistik yang dilakukan Korea Utara adalah sebagai langkah guna mempercepat menerjunkan kapal selam rudal operasional.
Dalam hal ini, militer Korea Selatan telah meyakini bahwa Korea Utara meluncurkan rudal balistik yakni melalui kapal selam (SLBM) di lepas di pantai timurnya.
Baca Juga: Samakan Squid Game dengan Masyarakat Korea Selatan, Media Korea Utara Beberkan Analisis Menarik Ini
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Reuters, peluncuran rudal balistik ini adlaah sebagai uji coba terbaru Korea Utara.
Namun, Gedung Putih telah mendesak Korea Utara untuk menahan diri dari segala bentuk provokasi.
Menurut juru bicara Jen Psaki bahwa Amerika Serikat (AS) tetap terbuka untuk terlibat secara diplomatik dengan Korea Utara mengenai program senjatanya.
Baca Juga: Kim Jong-un Geram pada AS dan Bersumpah untuk Membangun Militer Korea Utara yang Tak Terkalahkan
Akan tetapi, Pyongyang telah menolak tawaran dari Amerika Serikat mengenai hal tersebut karena Amerika Serikat dan Korea Selatan tengah membicarakan terkait diplomasi sambil mengingatkan ketegangan dalam kegiatan militer mereka.
Sementara Amerika Serikat dan Inggris berencana untuk meningkatkan uji coba terbaru seperti yang dilakukan Korea Utara.
Diketahui SLBM adalah kapal selam tipe baru yang diluncurkan dari kapal selam yang sama dan terlibat dalam uji coba SLBM lama pada 2016.
Baca Juga: Kim Jong Un Mengatakan Korea Utara Menghadapi Peningkatan Bahaya Militer
Adapun Korea Utara telah memiliki armada yang sangat besar berupa kapal selam tua.
Tetapi, Korea Utara belum mengerahkan kapal selam rudal balistik operasional di luar kapal eksperimental kelas Gorae yang tengah digunakan dalam pengujian.
Kapal selam itu adalah SLBM yang bentuknya agak kecil, itu artinya ada lebih banyak rudal yang disimpan dalam satu kapal selam.
Baca Juga: Situs Korea Utara Sebut Squid Game Ekspos Realita Budaya Kapitalis di Korea Selatan: Seperti Bidak Catur
Meski jangkauannya yang pendek, kapal selam itu berpotensi menempatkan Korea Utara sebagai negara yang bersenjata nuklir dan lebih dekat untuk menerjunkan kapal selam rudal balistik operasional (SSB).
"Meskipun desain SLBM Korea Utara yang lebih kecil dapat memungkinkan lebih banyak rudal per kapal, itu juga dapat memungkinkan desain SSB yang lebih kecil dan tidak terlalu menantang," kata Joseph Dempsey, seorang peneliti pertahanan di institut internasional untuk studi strategis.
"Termasuk integrasi/konversi yang lebih mudah pada kapal selam yang sudah ada sebelumnya,” ujarnya.***
