Taliban Kecualikan Anak Perempuan dari Pendidikan Menengah di Afghanistan

- 19 September 2021, 13:20 WIB
Ilustrasi. Kementerian Pendidikan Taliban memberlakukan aturan untuk mengecualikan anak perempuan untuk kembali ke sekolah menengah.
Ilustrasi. Kementerian Pendidikan Taliban memberlakukan aturan untuk mengecualikan anak perempuan untuk kembali ke sekolah menengah. /Pixabay.com/Samuel Bolarinwa

PR CIREBON- Pemerintah baru Taliban di Afghanistan mengecualikan anak perempuan untuk kembali ke sekolah menengah dan hanya mengizinkan anak laki-laki dan guru laki-laki saja yang kembali ke ruang kelas.

Sebelumnya, Taliban yang berhasil menguasai Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu, menjanjikan pola pemerintahan baru lebih lembut daripada pemerintahan represif di 1990-an, saat sebagian besar perempuan dilarang untuk sekolah dan bekerja.

Namun, diktat dari kementerian pendidikan Afghanistan merupakan langkah terbaru dari pemerintahan Taliban untuk mengancam hak-hak perempuan di negara tersebut.

Baca Juga: Pencapaian Rating Drakor Versi Nielsen Korea, dari 'The Veil' hingga 'Hometown Cha Cha Cha'

"Semua guru dan siswa laki-laki harus menghadiri lembaga pendidikan mereka," kata sebuah pernyataan menjelang kelas dilanjutkan Sabtu, 18 September 2021 dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Daily Sabah.

Lebih lanjut, pernyataan yang dikeluarkan pada Jumat, 17 September 2021 itu, tidak menyebutkan guru perempuan atau murid perempuan.

Seperti diketahui, sekolah menengah, dengan siswa biasanya berusia antara 13 dan 18 tahun, sering dipisahkan berdasarkan jenis kelamin di Afghanistan.

Baca Juga: Gong Yoo Ungkap Perbedaan Cara Memilih Peran Dulu dan Sekarang: Saya Lebih Tertarik pada...

Selama pandemi Covid-19, mereka menghadapi penutupan berulang kali dan ditutup sejak Taliban merebut kekuasaan.

Sejak invasi pimpinan AS menggulingkan Taliban pada tahun 2001, kemajuan signifikan telah dibuat dalam pendidikan anak perempuan.

Dengan jumlah sekolah tiga kali lipat dan melek huruf perempuan hampir dua kali lipat menjadi 30 persen. Namun, perubahan itu sebagian besar terbatas di kota-kota.

Baca Juga: Lisa BLACKPINK Tempati Nomor 1, Inilah 30 Daftar Member Girl Group K-Pop Terpopuler Bulan September 2021

PBB mengatakan "sangat khawatir" untuk masa depan sekolah perempuan di Afghanistan.

"Sangat penting bahwa semua anak perempuan, termasuk anak perempuan yang lebih tua, dapat melanjutkan pendidikan mereka tanpa penundaan lebih lanjut," kata badan anak-anak PBB UNICEF.

"Untuk itu, kami membutuhkan guru perempuan untuk melanjutkan mengajar," sambungnya.

Baca Juga: Tampil sebagai Hong Du Shik dalam Drakor Hometown Cha Cha Cha, Simak 5 Fakta Menarik dari Kim Seon Ho

Sementara itu, sekolah dasar telah dibuka kembali, dengan anak laki-laki dan perempuan kebanyakan menghadiri kelas terpisah dan beberapa guru perempuan kembali bekerja.

Rezim baru juga mengizinkan perempuan untuk kuliah di universitas swasta, meskipun dengan pembatasan ketat pada pakaian dan gerakan mereka.

Sebagai tanda lebih lanjut bahwa pendekatan Taliban terhadap perempuan dan anak perempuan belum melunak.

Baca Juga: Minta Maaf Soal Komentar Santri Menutup Kuping, Deddy Corbuzier: Saya Nggak Punya Pengetahuan

Taliban tampaknya telah menutup kementerian urusan perempuan pemerintah dan menggantinya dengan departemen yang terkenal karena menegakkan aturan sosial yang ketat selama masa pemerintahan pertama mereka.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x