Sejak invasi pimpinan AS menggulingkan Taliban pada tahun 2001, kemajuan signifikan telah dibuat dalam pendidikan anak perempuan.
Dengan jumlah sekolah tiga kali lipat dan melek huruf perempuan hampir dua kali lipat menjadi 30 persen. Namun, perubahan itu sebagian besar terbatas di kota-kota.
PBB mengatakan "sangat khawatir" untuk masa depan sekolah perempuan di Afghanistan.
"Sangat penting bahwa semua anak perempuan, termasuk anak perempuan yang lebih tua, dapat melanjutkan pendidikan mereka tanpa penundaan lebih lanjut," kata badan anak-anak PBB UNICEF.
"Untuk itu, kami membutuhkan guru perempuan untuk melanjutkan mengajar," sambungnya.
Sementara itu, sekolah dasar telah dibuka kembali, dengan anak laki-laki dan perempuan kebanyakan menghadiri kelas terpisah dan beberapa guru perempuan kembali bekerja.
Rezim baru juga mengizinkan perempuan untuk kuliah di universitas swasta, meskipun dengan pembatasan ketat pada pakaian dan gerakan mereka.
Sebagai tanda lebih lanjut bahwa pendekatan Taliban terhadap perempuan dan anak perempuan belum melunak.