Ia menambahkan bahwa dirinya harus menjual segalanya, termasuk sebuah rumah besar di Kabul, dan mulai dari awal lagi.
“Misi Afghanistan di luar negeri menghadapi periode limbo yang berkepanjangan ketika negara-negara memutuskan apakah akan mengakui Taliban,” kata Afzal Ashraf, pakar hubungan internasional dan rekan tamu di Universitas Nottingham Inggris.
Baca Juga: Dimodusi Fans Berkedok Haters, Ernest Prakasa: Kesenangan Dangkal!
“Apa yang bisa dilakukan kedutaan-kedutaan itu? Mereka tidak mewakili pemerintah. Mereka tidak memiliki kebijakan untuk diterapkan,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa staf kedutaan kemungkinan akan diberikan suaka politik karena masalah keamanan jika mereka kembali ke Afghanistan.
Taliban telah berusaha untuk menunjukkan wajah yang lebih berdamai sejak kembali berkuasa.
Juru bicara telah meyakinkan warga Afghanistan bahwa mereka tidak keluar untuk membalas dendam dan akan menghormati hak-hak orang, termasuk hak perempuan.
Tetapi laporan penggeledahan dari rumah ke rumah dan pembalasan terhadap mantan pejabat dan etnis minoritas telah membuat orang waspada. Taliban telah berjanji untuk menyelidiki setiap pelanggaran.
Penjabat Menteri Luar Negeri Afghanistan Mullah Amir Khan Muttaqi mengatakan pada konferensi pers di Kabul bahwa Taliban telah mengirim pesan ke semua kedutaan Afghanistan yang menyuruh mereka untuk terus bekerja.