Usai Bentrok di Dekat Perbatasan Tiongkok, Pemberontak Etnis Myanmar Sebut 23 Militer Pemerintah Tewas

- 4 September 2021, 18:20 WIB
ILUSTRASI Kudeta Myanmar - Pemberontak etnis Myanmar menyebutkan bahwa sedikitnya 23 militer dari pemerintah tewas setelah bentrokan dekat perbatasan Tiongkok.
ILUSTRASI Kudeta Myanmar - Pemberontak etnis Myanmar menyebutkan bahwa sedikitnya 23 militer dari pemerintah tewas setelah bentrokan dekat perbatasan Tiongkok. /Reuters

PR CIREBON – Juru bicara kelompok etnis Myanmar menyebut bahwa pemberontak telah menewaskan sedikitnya 23 militer pemerintah dalam beberapa hari pertempuran di dekat perbatasan Tiongkok.

Pernyataan itu diungkapkan pada Jumat, 3 September 2021. Bentrokan terbaru antara pemberontak dan militer Myanmar tersebut kemungkinan mengkhawatirkan tetangga mereka, Tiongkok.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta militer pada Februari lalu, yang memicu protes besar-besaran pro-demokrasi, tindakan keras dan pertempuran baru di daerah perbatasan etnis.

Baca Juga: Doakan Aurel Hermansyah, Ini Pesan Hetty Koes Endang untuk Atta Halilintar

Bentrokan pecah di Mongko, negara bagian Shan, pada 28 Agustus ketika militer mencoba merebut pangkalan dari Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA).

"Mereka datang untuk merebut markas kami. Mereka terluka saat kami menunggu di puncak gunung dan mereka berada di bawah. Kami menembak mereka saat mereka datang," kata juru bicara MNDAA tanpa menyebut nama.

Lima belas militer tewas pada 28 Agustus dan delapan lagi dalam bentrokan baru pada 1 September, ungkap juru bicara itu, seraya menambahkan bahwa satu pejuang MNDAA juga tewas.

Baca Juga: 4 Ciri Kepribadian Orang yang Lahir di Bulan September, Salah Satunya Memiliki Pemikiran yang Terbuka

Namun, seperti dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia, jumlah korban tersebut belum dapat diverifikasi.

Pihak militer mengatakan bahwa seorang perwira dan sejumlah personel yang dirahasiakan dari pangkat lain tewas dalam pertempuran dengan MNDAA di Mongko pada 28 Agustus.

Mereka tidak menanggapi pertanyaan tentang dugaan bentrokan selanjutnya yang terjadi.

Baca Juga: Ini Dia Manfaat dari Minum Jus Seledri, Berikut Resep dan Kandungan Nutrisinya

Myanmar memiliki lebih dari 20 kelompok pemberontak etnis, banyak di antaranya menguasai wilayah di perbatasan negara itu.

Perebutan yang kacau atas otonomi, serta kendali atas produksi obat-obatan terlarang dan sumber daya alam telah lama mengadu domba mereka satu sama lain dan militer.

Video yang diterbitkan bulan lalu oleh media pemerintah Tiongkok CGTN mengklaim menunjukkan militer memerangi Tentara Kemerdekaan Kachin.

Baca Juga: Ikut Cek Kandungan Aurel, Krisdayanti: Alhamdulillah Cucu Sudah 1 Ons

Kelompok itu merupakan etnis yang beroperasi di negara bagian Shan utara, dan beberapa kelompok bersenjata etnis lainnya.

Tiongkok menambahkan bahwa peluru nyasar dari bentrokan itu telah mendarat di negeri tirai bambu tersebut dan menyebabkan kerusakan pada beberapa bangunan serta ketakutan di antara penduduk setempat.

Banyak kelompok pemberontak di utara Myanmar memiliki ikatan budaya yang erat dengan Tiongkok, berbicara dengan dialek Tiongkok dan menggunakan mata uang yuan.

Baca Juga: Apa yang Kamu lihat Pertama Kali Mampu Ramalkan Apa yang Terjadi pada Dirimu dalam Waktu Dekat!

Pada tahun 2017, pertempuran berbulan-bulan antara militer Myanmar dan pemberontak etnis di wilayah perbatasan Kokang merenggut puluhan nyawa dan membuat ribuan orang melarikan diri dari rumah mereka ke Tiongkok.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah