Pemerintahan Myanmar Dikudeta Militer, AS Peringatkan Akan Ambil Tindakan Jika Tak Bebaskan Para Pejabat

- 1 Februari 2021, 18:45 WIB
Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki menanggapi perihal kudeta terhadap pemerintahan Myanmar.*
Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki menanggapi perihal kudeta terhadap pemerintahan Myanmar.* /Instagram/@jenpsakicolors

PR CIREBON - Terjadi kudeta terhadap pemerintah Myanmar yang dilakukan oleh pihak militer pada Senin, 1 Februari 2021 dini hari.

Terjadinya kudeta terhadap pemerintah Myanmar membuat Amerika Serikat (AS) turut memberikan tanggapan.

Amerika Serikat (AS) mendesak militer Myanmar untuk membebaskan para pejabat yang ditahan.

Baca Juga: Disebut Obat 'Doping' ISIS, 14,5 Juta Tablet Narkotika Jenis Captagon Diselundupkan ke Arab Saudi

Termasuk pemimpin de facto Aung San Suu Kyi, dan memeringatkan tanggapan dari Washington atas kudeta yang tampaknya terjadi.

Aung San Suu Kyi dan presiden negara Myanmar dilaporkan telah ditahan, setelah berminggu-minggu meningkatnya ketegangan antara militer dan pemerintah sipil atas tuduhan penipuan dalam pemilihan November tahun lalu.

Tanggapan tersebut disampaikan melalui sebuah pernyataan dari juru bicara Gedung Puting Jen Psaki.

Baca Juga: Gencar Telusuri Asal-usul Virus Corona, Tim Penyelidik WHO Kunjungi Pasar Hewan Wuhan

"Amerika Serikat menentang setiap upaya untuk mengubah hasil pemilu baru-baru ini atau menghalangi transisi demokrasi Myanmar,” kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki, seperti dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Channel News Asia.

Halaman:

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x