Sebuah Bom Rakitan di Timur Laut Mali Tewaskan 2 Tentara Prancis

- 3 Januari 2021, 13:46 WIB
Ilustrasi tewas di TKP. *
Ilustrasi tewas di TKP. * /Pixabay/Clker-Free-Vector-Images.

"Kendaraan mereka menabrak alat peledak rakitan selama misi intelijen. Tentara lain terluka dalam ledakan itu tetapi nyawa mereka tidak dalam bahaya," kata kepresidenan Prancis pada Sabtu 2 Januari 2021.

Perang Melawan Terorisme

Pasukan Barkhane Prancis berjumlah 5.100 tentara yang tersebar di seluruh wilayah Sahel yang gersang dan telah memerangi kelompok-kelompok jihadis bersama tentara dari Mauritania, Chad, Mali, Burkina Faso dan Niger, yang bersama-sama membentuk kelompok G5 Sahel.

Baca Juga: Senator AS dari Partai Republik Lakukan Upaya Lawan Kemenangan Joe Biden

Namun, kurangnya peralatan, dana dan pelatihan, bersama dengan masalah dalam penempatan dan koordinasi di lapangan, telah membuat kelompok tersebut berjuang untuk mendapatkan kredibilitas dan masih bergantung pada Prancis, pendukung politik besar pasukan tersebut.

Macron menegaskan tekad Prancis untuk melanjutkan perannya dalam "perang melawan terorisme" setelah serangan hari Sabtu.

Kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda untuk Mendukung Islam dan Muslim (GSIM) telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan sebelumnya yang menewaskan tiga tentara Prancis di pusat negara bagian Sahel yang miskin.

Baca Juga: Koki Penjara Gay Nekat Paksa Napi Pria Lakukan Seks dengan Imbalan Sebatang Coklat

Kematian itu juga disebabkan karena kendaraan tentara menabrak alat peledak.

Kelompok itu merupakan aliansi utama jihadis di Sahel, mengutip serangkaian alasan serangan itu termasuk berlanjutnya kehadiran militer Prancis di wilayah tersebut.

Halaman:

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah