Ejek AS Gagal Embargo Senjata Iran, Hassan Rouhani: Kekalahan Memalukan dengan Satu Suara

16 Agustus 2020, 14:15 WIB
PRESIDEN Iran Hassan Rouhani.* /AFP Photo

PR CIREBON - Kegagalan Amerika Serikat (AS) dalam misi memperpanjang embargo senjata Iran di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), rupanya menjadi bahan ejekan bagi Presiden Iran, Hassan Rouhani.

Secara gamblang, Hassan Rouhani menyebut Pemerintah AS sudah mengalami suatu kekalahan yang memalukan usai DK PBB menolak usulan resolusi untuk memperpanjang embargo senjata Iran.

Bahkan, persiapaan serangan berbulan-bulan yang dilakukan AS hanya menghasilkan satu suara setuju dalam usulnya tersebut

Baca Juga: Susul Ridwan Kamil, Kapolda Jabar Resmi Daftar Jadi Relawan Uji Klinis Calon Vaksin Covid-19

"Saya tidak mengingat bahwa AS menyiapkan sebuah resolusi selama berbulan-bulan untuk menyerang Republik Islam Iran, dan mereka hanya mendapatkan satu suara setuju," kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan di televisi pemerintah, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

Adapun kekalahan memalukan AS itu merupakan keberhasilan bagi Iran karena sukses menghina AS.

"Namun keberhasilan terbesar adalah ketika AS kalah dengan penghinaan dalam konspirasi ini," tambah dia.

Baca Juga: Dari 'Bendera' hingga 'Kebyar-Kebyar', Berikut Deretan Lagu Lawas yang Menggugah Semangat Nasionalis

Sebagai informasi, anggota DK PBB melangsungkan pemungutan suara untuk usulan AS terkait perpanjangan embargo senjata Iran pada Jumat, 14 Agustus 2020.

Hasil dari pemungutan suara itu, Rusia dan China menolak, sedangkan 11 negara anggota lainnya, termasuk Indonesia, Prancis, Jerman, dan Inggris memilih abstain. Singkatnya, pihak yang setuju hanya AS dan Republik Dominika.

Bila menilik sejarahnya, embargo senjata Iran yang dijatuhkan oleh PBB akan segera mencapai tenggat berdasarkan kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dengan kekuatan dunia, yang memfasilitasi pencabutan sejumlah sanksi internasional terhadap Iran sebagai imbalan atas penangguhan program nuklir negara itu.

Sedangkan, AS sendiri sudah keluar dari kesepakatan tersebut pada 2018.

Baca Juga: Prestasi Membanggakan Indonesia, MUI Dukung Kombinasi Obat Covid-19 Anak Bangsa Diberi Izin Edar

Namun Kini, AS dapat menggunakan ancaman untuk memicu kembali dijatuhkannya semua sanksi PBB terhadap Iran dengan ketentuan dalam kesepakatan nuklir, atau disebut sebagai snapback.

Lebih dari itu, sejumlah diplomat menyebut AS mungkin akan melakukan hal tersebut paling cepat pada pekan depan, tetapi ternyata Negeri Paman Sam itu akan mendapatkan perlawanan keras dan sulit untuk mengupayakan misinya tersebut.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler