Serukan Solidaritas dan Kepemimpinan Global, WHO: Politisasi Pandemi Telah Memperburuk Keadaan

23 Juni 2020, 07:32 WIB
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. //Twitter

PR CIREBON - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kurangnya kepemimpinan dan persatuan global dalam melawan virus corona baru adalah ancaman yang lebih besar dari wabah itu sendiri.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus tidak memerincinya apa maksud dari perkataannya.

Namun, beberapa negara anggota telah mengkritik WHO, terutama Amerika Serikat (AS) yang mengatakan, lembaga di bawah PBB itu terlalu lemah, lambat, dan "Tiongkok-sentris" dalam menangani pandemi virus corona.

Baca Juga: Biarkan 60 Ribu Lebah Hilangkan Wajahnya Selama 4 Jam, Pria India: Saya Bisa Tetap Jalan dan Menari

Anggota lain juga menyerukan peninjauan terhadap pandemi virus corona, dengan Australia mendesak WHO untuk memiliki lebih banyak kekuatan yang memungkinkannya untuk merespon lebih cepat terhadap krisis kesehatan akibat penyakit Covid-19.

"Dunia sangat membutuhkan persatuan nasional dan solidaritas global. Politisasi pandemi telah memperburuknya," kata Tedros di forum kesehatan virtual KTT Pemerintah Dunia, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Ia kemudian mengungkapkan bahwa ancaman terbesar yang dihadapi bukanlah virus itu sendiri, melainkan kurangnya solidaritas global dan kepemimpinan global.

Baca Juga: Ingin Jalinan Asmara Tetap Sehat dan Awet? Berikut 5 Batasan Hubungan yang Harus Diterapkan

Tedros menyatakan, beberapa bagian dari peraturan kesehatan internasional perlu diperkuat untuk membuatnya 'lebih sesuai dengan tujuan'. Tapi, dia tidak menyebutkan bagian mana. Hanya, bagian itu membutuhkan 'dana terkoordinasi, bisa diprediksi, transparan, luas, dan fleksibel' untuk dilaksanakan sepenuhnya.

Menurut Tedros, semua negara harus menjadikan perawatan kesehatan universal sebagai prioritas.

Ia juga memperingatkan, dunia telah belajar dengan cara yang sulit bahwa sistem perawatan kesehatan yang kuat adalah 'dasar dari keamanan kesehatan global serta  pembangunan sosial dan ekonomi dunia'.***

 
Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler