Sebut Bisa Sebabkan Cuaca Dingin dan Gempa Bumi, Ilmuwan: Matahari Tengah Alami Penurunan Sinar

17 Mei 2020, 03:30 WIB
GAMBAR Matahari yang ditangkap oleh NASA.* /DOK. NASA/

PIKIRAN RAKYAT - Para ilmuwan mengatakan bahwa matahari kini telah 'terkunci', dan dapat menyebabkan cuaca beku, gempa bumi, dan kelaparan.

Dikutip dari situs New York Post, matahari kini tengah berada di dalam periode 'minimum cahaya', yang berarti aktivitas di permukannya telah turun secara drastis.

Para ahli percaya, bahwa bumi akan memasuki periode terdalam dalam penurunan sinar matahari.

Baca Juga: Selama 3 Bulan, Pemkot Cirebon Beri 'Gaji Pengganti' untuk Korban PHK dan Karyawan yang Dirumahkan

Hal ini tercacat karena bintik matahari (sunspot) yang disebutkan telah meghilang.

"Solar minimum sedang berlangsung dan ini sangat dalam. Hubungan sunspot menunjukkan bahwa ini adalah salah satu yang terdalam abad ini," ujar seorang Astronom, Dr Tony Phillips.

Phillips juga mengatakan bahwa medan magnet matahari menjadi lemah, dan hal itu memungkinkan sinar kosmik ekstra ke tata surya.

"Kelebihan sinar kosmik menimbulkan bahaya kesehatan bagi para astronot dan pelancong udara di kutub, memengaruhi elektro-kimia atmosfer atas Bumi dan dapat membantu memicu petir." tambahnya.

Baca Juga: NASA Bikin Perjanjian Luar Angkasa untuk Eksplorasi Bulan, Masa Depan Akan seperti Star Trek

aIlmuwan NASA khawtir itu bisa menjadi pengulangan Dalton Minimum, seperti yang terjadi antara 1970 dan 1830.

Saat itu juga periode dingin dimulai secara ekstrem, panen banyak yang gagal, kelaparan dimana-mana, dan juga timbulnya ketusan gunung api yang kuat.

Pada 10 April 1815, letusan gunung api terbesar kedua dalam 2.000 tahun terjadi di Gunung Tambora di Indonesia, menewaskan sedikitnya 71.000 orang.

Baca Juga: Patroli Rutin, Polisi Cirebon Juga Ajak Warga Terapkan PHBS

Ini juga menyebabkan tahun 1816 disebut sebagai Tahun Tanpa Musim Panas. Juga disebut sebagai 'Eighteen Hundred and Froze to Death' saat ada salju di bulan Juli.

Sejauh berjalannya tahun ini, matahari telah kehilangan sunspot sebanyak 76 persen, satu tingkat di bawah tahun lalu yang mencapai kehilangan sunspot pada angka 77 persen.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: New York Post

Tags

Terkini

Terpopuler