Kasus Virus Marburg Ditemukan di Afrika Barat, WHO Sebut Berpotensi Menyebar Luas: Kita Harus Menghentikannya

10 Agustus 2021, 13:00 WIB
ILUSTRASI - WHO menyebut ditemukannya virus Marburg di Afrika Barat yang memiliki potensi menyebar luas sehingga harus dihentikan. /Pixabay

PR CIREBON – Sebuah virus mirip Ebola telah ditemukan di Afrika Barat untuk pertama kalinya.

Virus mirip Ebola itu menyebabkan seorang pasien di Guinea, Afrika, meninggal karena penyakit yang sangat fatal.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa otoritas kesehatan di Guinea telah mengkonfirmasi satu kematian akibat virus Marburg.

Baca Juga: Seohyun SNSD Akan Gabung dengan Na In Woo, Bintangi Drama Korea Fantasi dan Romantis Ini!

Virus Marburg membuat pasien terkena demam berdarah yang sangat menular dan bisa menyebabkan kematian.

Kematian tersebut menandai pertama kalinya penyakit mematikan itu diidentifikasi di Afrika Barat.

Ada 12 wabah besar Marburg sejak virus pertama kali ditemukan dengan nama yang sama pada tahun 1967, sebagian besar di Afrika bagian selatan dan timur.

Baca Juga: Joe Biden Memuji PM Yoshihide Suga Atas Kesuksesan Gelaran Olimpiade Tokyo 2020 Serta mendukung Paralimpiade

Wabah serentak juga terjadi di Frankfurt dan Beograd, Serbia.

Kasus baru Guinea pertama kali diidentifikasi minggu lalu, hanya dua bulan setelah negara itu dinyatakan bebas dari Ebola menyusul lonjakan singkat awal tahun ini yang menewaskan 12 orang.

Menurut WHO, pasien pengidap virus Marburg pertama kali mencari perawatan di klinik setempat sebelum kondisinya memburuk dengan cepat.

Baca Juga: BKN Paparkan Materi yang Akan Masuk di SKD CASN 2021, Berikut Informasinya

Analis di laboratorium demam berdarah nasional Guinea dan Institut Pasteur di Senegal kemudian mengkonfirmasi diagnosis Marburg.

"Potensi virus Marburg untuk menyebar jauh dan luas berarti kita harus menghentikannya," ujar Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Daily Mail.

"Kami bekerja sama dengan otoritas kesehatan untuk menerapkan tanggapan cepat yang didasarkan pada pengalaman Guinea di masa lalu dalam mengelola Ebola, yang ditularkan dengan cara yang sama," kata Moeti.

Baca Juga: 15 Link Download Twibbon untuk Merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 H

Baik kasus Marburg dan kasus Ebola tahun ini terdeteksi di distrik Gueckedou Guinea, dekat perbatasan dengan Liberia dan Pantai Gading.

Kasus pertama epidemi Ebola 2014-2016, yang terbesar dalam sejarah, juga berasal dari wilayah yang sama di kawasan hutan Guinea Tenggara.

WHO menyebut bahwa tingkat kematian kasus Marburg bervariasi dari 24 persen hingga 88 persen pada wabah di masa lalu tergantung pada jenis virus dan manajemen kasus.

Baca Juga: Kim Yo Jong Menjanjikan Penumpukan Nuklir, Menuntut Militer AS Meninggalkan Korea Selatan

Badan itu juga menambahkan bahwa penularan terjadi melalui kontak dengan cairan dan jaringan tubuh yang terinfeksi.

Gejala termasuk sakit kepala, muntah darah, nyeri otot dan pendarahan melalui berbagai lubang di tubuh.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler