Libya Tutup Perbatasan dengan Tunisia Akibat Kasus Covid-19 yang Meningkat

9 Juli 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi - Libya tutup perbatasan dengan negara tetangga, Tunisia. /Pixabay/olga_art

PR CIREBON - Pemerintah persatuan baru Libya pada Kamis (8 Juli 2021) mengumumkan akan menutup perbatasan dengan Tunisia selama seminggu.

Penutupan perbatan itu dilakukan akibat meningkatnya kasus Covid-19 di Tunisia, kata seorang juru bicara pemerintah Libya.

Keputusan itu diambil sebagai langkah pencegahan terhadap apa yang digambarkan pemerintah sebagai "situasi yang memburuk dan sistem kesehatan yang runtuh" serta meningkatnya jumlah kasus dengan varian delta Covid-19 di Tunisia.

Baca Juga: Kronologi Kasus Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Terkait Penyalahgunaan Narkoba, Polisi Ungkap Motif ini!

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, penutupan perbatasan darat dan bandara dengan Tunisia dimulai pada Kamis tengah malam, kata Mohamed Hamouda, juru bicara Pemerintah Persatuan Nasional (GNU).

Hamouda juga mengatakan universitas dan sekolah telah menangguhkan kelas selama sekitar dua minggu karena alasan yang sama.

Diketahui, setelah berhasil menahan gelombang pertama Covid-19 tahun lalu, Tunisia bergulat dengan peningkatan infeksi.

Baca Juga: Covid-19 Varian Lambda Telah Ditemukan di Peru dan Inggris, Simak Penjelasan Lengkapnya Berikut!

Hal itu telah membuat lockdown di beberapa kota sejak pekan lalu, tetapi menolak lockdown penuh karena krisis ekonomi.

Jumlah total kasus di Tunisia telah meningkat menjadi sekitar 465.000, dengan lebih dari 15.000 kematian tercatat.

Menurut Hamouda, pemerintah akan tetap mengrus warga negaranya yang kini berada di Tunisia.

Baca Juga: Sang Ayah Meninggal, Kakak Iarwansyah: Saya Sudah Ikhlas ...

"Negara Libya melalui konsulatnya di Tunisia akan mengurus warga negaranya yang terdampar di wilayah Tunisia sebagai akibat dari keputusan ini sampai mereka difasilitasi kembali ke negara itu," kata Hamouda.

Banyak warga Libya melakukan perjalanan ke Tunisia untuk perawatan medis.

Tetapi, jumlah itu meningkat ketika negara kaya minyak itu mengalami kekacauan setelah jatuhnya mantan Presiden Muammar Gaddafi dalam pemberontakan yang didukung NATO pada 2011.

Baca Juga: Kalina Ocktaranny Ngeri Lihat Vicky Prasetyo Begini! Vega Darwanti: Kasian Mana Masih Muda ...

Libya telah mencatat 160.095 kasus dan 3.227 kematian.

Pusat Pengendalian Penyakit Nasional negara itu mengatakan 413.883 dari sekitar 6,5 juta penduduknya telah divaksinasi.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler